4. Jangan Sentuh Milik Gue

145 30 4
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sekali lo usik milik gue, sama aja lo setor nyawa ke gue.

~Arkana Rivandi Alinskie~



🍁🍁🍁

Bel istirahat sudah berbunyi, banyak murid-murid yang keluar kelas untuk mengisi perutnya di kantin. Berbeda dengan dua makhluk sejenis ini. Mereka sedang berjalan menuju kelas 11 ipa 2. Betapa terkejutnya dua pria itu saat mendapati gadis yang mereka jaga duduk dengan seorang pria. Tunggu dulu, wajah pria itu sangat tidak asing bagi mereka. Dua pria itu mendekat kearah dua makhluk berbeda jenis itu.

"Arkan?" Ucap Teo heran, ternyata orang yang berada di samping gadis mereka adalah Arkan. Ya mereka adalah Teo dan Rey. Mereka memang satu sekolah dengan Vio namun kelas mereka berbeda. Karena kapasitas otak yang minim, Teo dan Rey masuk di kelas 11 ips 4 yang membuat mereka terpisah dengan Vio. Namun itu tidak menghalangi niat mereka untuk menjaga Vio.

Sekilas manik Arkan menatap Teo dan Rey. Terlukis senyum manis yang Arkan tunjukkan. Namun sedetik kemudian atensinya kembali ia alihkan kearah gadis disampingnya yang masih tertidur lelap.

"Lo pindah sekolah sini?" Bukan Teo tapi Rey yang sedari tadi mengernyitkan dahinya. Merasa bingung kenapa tiba-tiba Arkan pindah di sekolah ini.

"Semua keinginan butuh perjuangan" Rey dan Teo hanya menghela nafas kasar, ternya Arkan dan Vio sama saja. Sama-sama angkuh dan keras kepala.

Rey mengalihkan atensinya memandangi Vio yang sedang tertidur. Sudah mengerti dengan sifat temanya itu. Rey mengelus pelan kepala Vio, dan itu tidak lepas dari pandangan Arkan. Cemburu? Jelas, saat dirinya membangunkan Vio tidak ada pergerakan dari Vio. Berbeda saat Rey yang membangunkan, Vio langsung terbangun.

"Ayo ke kantin" Rey mengajak Vio yang sudah terbangun untuk pergi ke kantin.

"Yok lah laper nih gue" Bukan Vio tapi Teo yang menjawab. Pandangan Teo mengarah ke Arkan.

"Pas banget, hari ini kita bakal di teraktir Arkan" Sontak itu mengundang tatapan tajam dari Arkan. Merasa ditatap oleh Arkan, Teo malah tersenyum smirk.

"Kalo jantan, tepati janji lo yang semalam" Arkan hanya tersenyum pasrah. Jika bukan karena Vio dan karena taruhan semalam Arkan tidak akan melakukan itu. Skip.

🍁🍁🍁

Ramai? Sudah jelas. Teriakan demi teriakan orang yang kelaparan menggema di penjuru kantin sekolah. Saat ini Teo, Rey, Vio dan Arkan baru saja sampai di kantin. Atensi Teo menyapu seluruh kantin, sangat ramai, sampai tidak ada bangku untuk mereka. Di lihatlah murid yang baru saja selesai makan, sampai akhirnya Teo menemukan bangku kosong untuk mereka duduki.

"Kita duduk disebelah sana aja" Semua mengalihkan pandangan menuju arah yang ditunjuk oleh Teo.

Mereka melangkahkan kakinya menuju bangku yang sudah kosong itu. Dengan Teo dan Rey berada di depan sedangkan Vio dan Arkan berada di belakang mereka. Vio nampak diam tanpa suara. Entah mengapa kepala Vio nampak sangat pusing hari ini. Sepertinya dia akan ke dokter untuk memeriksa kesehatannya.

Still With Wounds (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang