20. Penyakit Parah?

71 16 0
                                    


°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°

Jika benar dia menderita sakit kronis, apa lo akan jijik dengan dia. Jika iya, lo nggak pantes buat dia.

~Mateo Denendra~


🍁🍁🍁

Dua hari sudah berlalu dan sekarang acara pelepasan murid kelas 12 dimulai. Banyak wali murid yang datang menyempatkan diri untuk melihat kelulusan dari putra-putri mereka. Bahkan banyak dari mereka yang melakukan foto bersama sebagai kenang-kenangan.

Dan semua itu tidak lepas dari pandangan siswi yang memandang iri kebersamaan wali murid itu dan anak mereka. Andai saja keluarganya tidak berantakan, mungkin hidupnya tak jauh beda dari mereka.

"Vi? Lo nggak papa kan?" Vio gadis itu menoleh ke belakang dan mendapati Teo dan Rey sudah berdiri di belakangnya.

"Uhukk...uhukk.. Gue nggak papa Eo" Jawab Vio sambil kembali mengamati interaksi antara wali murid yang hadir dengan anak mereka.

Teo dan Rey mengikuti arah pandangan Vio, mereka sama-sama menghela nafas kasar. Mereka tau apa yang di pikirkan Vio. "Lo tenang aja Vi, kita selalu ada buat lo" Ucap Rey dan di angguki oleh Teo sedangkan Vio hanya membalas dengan senyuman miris.

Uhukkk... Uhukkk..

"Vi lo beneran gapapa? Lo dari tadi batuk terus?" Tanya Teo karena melihat Vio yang sedari tadi batuk.

"Gue beneran gapapa Eo"

Tak lama setelah itu Arkan datang dengan membawa kantong plastik yang berisi 4 minuman dan beberapa cemilan untuk mereka. "Acara bentar lagi mulai Vi, nih minum dulu biar nggak kering tenggorokan kamu" Arkan menyodorkan air mineral yang tidak dingin kepada Vio.

"Makasih" Balas Vio seadanya. Dan Arkan hanya membalas dengan senyuman.

Sekarang Arkan mulai tau apa saja yang di sukai gadisnya. Tentu saja dia tau, karena itu berkat jasa dari Rey dan Teo. "Nih buat lo berdua" Rey dan Teo menerima minuman yang Arkan beri pada mereka.

"Thanks" Ucap Teo tulus.

Uhukkk... Uhukkk..

Lagi - lagi Vio terbatuk dan itu mengundang tatapan khawatir dari sahabatnya. Karena Vio batuk tidak seperti biasa, ini seperti Vio sedang menderita sakit parah itulah yang dipikirkan mereka.

"Vi lo kalo sakit nggak usah di pakasa, mending kita pulang aja" Ucap Teo yang sedari tadi khawatir tentang kesehatan Vio.

"Gue ke toilet dulu"

Tanpa menunggu jawaban dari mereka, Vio langsung meninggalkan ketiga laki-laki itu. Saat sampai di toilet, Vio terus saja batuk. Tangan kanannya ia gunakan untuk menutup mulutnya agar tidak terdengar dari luar suara batuknya.

Still With Wounds (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang