27. Balapan Liar

63 12 0
                                    


°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°

Banyak hal yang dapat di sembunyikan dan pada akhirnya terungkap dengan menyakitkan.


~ Still With Wounds ~


🍁🍁🍁

"Nggak nyangka udah kelas 12 aja kita." Teo berucap sembari memandangi area sekolah dari rooftop.

"Hmm, satu tahun ke depan kita bakalan banyak jam tambahan. Katanya sih buat persiapan ujian kelulusan." Sahut Rey

"Makin pusing sih pasti."

Bukan hanya Rey dan Teo saja yang di rooftop saat ini. Arkan Dan Vio juga ada di sana, Arkan yang sibuk memandangi wajah Vio, dan Vio yang hanya memandangi gerak-gerik Rey dan Teo.

Semenjak kepergian sang ibu beberapa hari lalu, sifat Vio kembali lagi seperti sebelumnya, jarang bicara dan hanya menunjukkan wajah datarnya saja. Bahkan Arkan juga sudah terbiasa dengan sifat Vio. Kini meski terlihat dingin, Vio sudah mulai memberi perhatian pada Arkan. Ia benar-benar membuka hatinya untuk arkan.

"Kalau dipikir-pikir, setelah lulus nanti kalian mau lanjut kemana?"

Teo membalikkan badan menatap semua temannya bergantian.

"Kuliah sih gue." Sahut Rey.

"Kalau lo Ar?"

Tanpa mengalihkan pandangan, Arkan menjawab. "Nikah sama Vio." Ucapnya sembari mengusap surai halus Vio.

Vio menoleh mencermati apa yang barusan terjadi padanya. Sedangkan Rey dan Teo hanya merotasikan matanya jengah.

"Makan aja tuh nikah." Sinis Teo.

"Lo Vi, rencana setelah lulus nanti apa?" Tanya Rey.

Vio menoleh ke arah Rey. "Nggak ada." Jawab Vio singkat.

"Nikah sama aku, mau?" Tanya Arkan.

"Nanti kalau kita ketemu lagi." Ucap Vio yang menjadi tanda tanya di pikirannya tiga laki-laki di depannya.

"Emang lo mau kemana?" Tanya Teo yang di setujui Rey dan Arkan.

"Nggak tau."

Tiga laki-laki itu morotasikan matanya. Enggak tau, kata yang lumayan menyebalkan juga bagi mereka.

"Terserah lo aja Vi, yang penting lo senang aja sih gue mah."

🍁🍁🍁

Dua orang di ruangan itu saling bertatap. Salah satu dari dua orang itu adalah wanita paruh baya. Wanita itu baru saja memberikan berkas yang di bungkus map kertas coklat pada orang di depannya. Orang itu hanya menunduk setelah membaca isi dari map itu.

Still With Wounds (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang