2. Arkana Rivandi Alinskie

201 37 6
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Lo menarik bagi gue, dan gue tertantang buat ngedapetin hati lo.

~Arkana Rivandi Alinskie~


🍁🍁🍁

Masih dengan suasana yang sama, kini mereka bertiga sudah berada di area balap. Jika biasanya Vio hanya mengikuti balapan dengan lawan yang selalu sama, kali ini Vio akan berbalapan dengan ketua geng motor. Sebagai tuan rumah, mereka bertiga menghampiri geng motor itu dengan Rey dan Teo berada di depan sedangkan Vio mengikutinya dari belakang.

"Jadi siapa yang bakal jadi lawan gue?" Ketua geng itu bertanya kepada Rey yang baru saja tiba di hadapannya.

Tercetak lengkungan dibibir Rey dan Teo. Dan dengan kompaknya mereka menggeser tubuhnya, sehingga menampakkan Vio yang tengah tertunduk di belakang mereka. "Vio, nama-Nya adalah Vio. Dia yang punya sirkuit ini." Jawab Rey.

Merasa namanya disebut Vio mendongakkan wajahnya menatap tajam sang Ketua geng itu, datar tanpa ekspresi. Sedangkan ketua geng itu hanya terdiam menatap Vio tanpa bersuara. Namun sedetik kemudian ketua geng itu kembali menetralkan raut wajahnya. Tercetak senyuman penuh arti di raut wajah tampannya.

"Lo yakin, cewek yang jadi lawan gue?" Teo dan Rey hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Gue mau bikin taruhan! kalau gue menang, gue mau dia jadi pacar gue, dan kalau gue kalah gue bakal turutin semua kemauan kalian selama satu bulan penuh." Teo dan Rey saling bertatap, seolah apa yang mereka pikirkan sama.

Bukan ini yang mereka mau, niat mereka hanya untuk memberikan sedikit pelampiasan untuk Vio. Tapi mendengar taruhan dari ketua geng itu apakah mungkin jika Vio kalah mereka akan tega memberikan orang yang mereka sayang kepada ketua geng itu dengan percuma? Oh itu sangat tidak mungkin. Tapi disisi lain, itu sangat menguntungkan untuk Teo dan Rey, karena jika Vio menang, ketua itu akan menuruti kemauan mereka bertiga selama satu bulan penuh.

Sedangkan Vio yang mendengar taruhan itu, tanpa basa basi, dia membalikan badannya berniat untuk meninggalkan mereka. Sungguh Vio sangat tidak tertarik dengan tawaran itu. Bagaimana mungkin itu dia lakukan. Memang benar jika Vio menang ketua geng itu akan menuruti kemauan mereka. Lalu bagaimana jika Vio kalah? jika Vio kalah mau tidak mau Vio harus menjadi pacar orang itu. Kemenangan tidak selalu berpihak kepada seseorang. Sungguh dua sahabatnya itu sangat menguji emosinya.

"Vi, Mau kemana?" Teo yang mendapati Vio akan pergi itu mencoba menghentikannya. Teo tau apa yang dipikirkan oleh sahabatnya itu. Vio yang mendengar panggilan dari Teo langsung menghentikan langkahnya tanpa berbalik badan.

"Gue nggak mau!" Cuma ada tiga kata tidak lebih.

Selalu hanya 1-3 tiga kata yang Vio keluarkan saat moodNya tidak baik. Teo hanya menghela nafas pasrah. jika Vio terus dikekang maka yang akan terjadi adalah Vio akan marah kepada Teo dan Rey.

Still With Wounds (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang