Orang tua mana yang lebih mementingkan kebahagiaannya sendiri dari pada kebahagiaan anaknya?
~ Violin Arta Ghea ~
🍁🍁🍁
Kelopak mata seorang laki-laki terbuka sempurna, bola matanya bergerak memandangi sekitarnya. Rey mendapati sosok Mamanya, Kakaknya dan Teo tapi yang dia cari bukan tiga orang ini. Vio, Rey mencari keberadaan gadis itu, kenapa gadis itu tidak ada saat ia tersadar.
"Vio? Gue mau ketemu Vio!" Rey melepas infus yang ada di tangannya dan bergerak turun dari ranjang berniat ingin mencari Vio.
"Rey, lo baru sadar. Istirahatin diri lo dulu, Vio masih pergi sebentar!" Ucap Teo menenangkan.
"Jangan halangin gue Eo, gue mau ketemu Vio!"
"Rey sayang, kamu baru siuman nak. Kamu_"
"Semua gara-gara lo bang! Kalau lo nggak bunuh bang Dev, hubungan gue sama Vio nggak akan gini!" Ucap Rey yang ditujukan kepada Saga.
Sagara sedari tadi hanya diam saja, mengingat kejadian di masa lalu itu memang benar adanya. Dia membunuh Devan, dan karena dia keluarganya hampir berantakan. Entah bagaimana nasib keluarganya nanti jika Vio benar-benar bertindak lebih.
"Rey kamu tenang dulu ya nak, nanti kita bicarakan baik-baik."
"Jangan mencoba tenangin Rey ma. Mau dibicarakan sebaik apapun keluarga kita dengan Vio, bagi Vio itu nggak akan pernah mengembalikan orang kesayangannya!" Sarkas Rey yang langsung membuat Mamanya bungkam.
"Gimana kalau keadaan terbalik, gimana kalau Rey yang di bunuh terus Keluarga pembunuh itu minta keringanan? Gimana Ma, mau apapun itu bentuk maafnya, itu nggak akan pernah ngembaliin orang yang udah mati!"
"Jaga ucapan lo Rey!" Ucap Sagara memperingati. "Lo diem gue nggak bicara sama lo!" Balas Rey.
"Rey, tenangin diri lo. Vio masih keluar bentar, pasti nanti balik lagi. Lo istirahat dulu."
Teo membawa tubuh Rey untuk kembali ke ranjang dan membantu Rey merebahkan tubuhnya. Setelah itu dokter dan perawat datang dan memasangkan kembali infus yang Rey lepas tadi.
🍁🍁🍁
Di lain tempat, Vio yang merasa dirinya lebih mendingan memutuskan untuk pulang. Sampai di rumah ia terkejut, sang ayah sudah bersantai menonton televisi di ruang tamu. Ia pikir ayahnya tidak akan kembali ke apartemennya, ternyata ia salah. Karena setiap hari pria tua itu selalu pulang ke apartemennya.
Angga sang ayah menoleh ke arahnya lalu tersenyum. "Sudah pulang kamu Vi?." Angga berdiri lalu menarik tangan anaknya dan membawanya ke ruang makan.
"Hari ini Papa masak buat kamu." Kata Angga yang membuat Vio merasa aneh. Tidak biasanya Angga seperti ini, Vio sangat tahu pasti ada maksud lain yang diinginkan Angga darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With Wounds (END)
Teen Fiction❗PASTIKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA❗ .・゜゜・*+:。.。 。.。:+*.・゜゜・ Bagaimana jika Vio gadis yang dingin ini bertemu dengan ketua geng motor. Dan bagaimana jika keluarga Vio memiliki hubungan dengan keluarga ketua geng itu tampa sepengetahuan Vio?. Lalu bag...