❗PASTIKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA❗
.・゜゜・*+:｡.｡ ｡.｡:+*.・゜゜・
Bagaimana jika Vio gadis yang dingin ini bertemu dengan ketua geng motor. Dan bagaimana jika keluarga Vio memiliki hubungan dengan keluarga ketua geng itu tampa sepengetahuan Vio?. Lalu bag...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°°°°°
Kalaupun ada yang terluka, itu bukan karena lo tapi karena gue.
~Arkana Rivandi Alinskie~
🍁🍁🍁
"Terima kasih pak Angga atas kerja samanya" Ucap seorang wanita kepada pria dihadapannya.
"Sama-sama bu Kania, saya harap rumah sakit yang anda kelola tidak mengecewakan perusahaan kami" Ya kedua orang itu adalah orang tua dari Arkan dan Vio.
"Saya jamin pak." Kania tersenyum kepada Angga. "Bagaimana sebagai rasa terima kasih saya, kita rayakan kerja sama kita" Angga menerima ajakan dari Kania.
Disinilah mereka sekarang, di restoran mewah yang di pesan khusus oleh Kania. Mereka merayakan kerja samanya dengan makan bersama karyawan mereka.
"Silahkan bu" Angga membantu Kania untuk duduk berseberangan dengannya.
"Terima kasih pak" Kania tersenyum manis setelah itu hening tiada percakapan di antara mereka. Semua makan dengan keadaan hening.
"Saya dengar anak anda pindah di SMA Nusa Bangsa ya?"
"Benar pak Angga, katanya dia tidak nyaman dengan sekolahnya yang lama" Angga mengangguk mengerti. "Kalau boleh tau suami anda kera dimana?" Tatapan Kania berubah sendu saat Angga menyinggung tentang suaminya.
"Suami saya sudah meninggal pak" Angga menatap Kania dengan hiba. "Maaf bu Kania saya tidak tahu" Kania membalas dengan senyum tipis.
🍁🍁🍁
Di kamar dengan nuansa hitam, Vio membaringkan tubuhnya setelah selesai mandi. Vio menatap kosong langit-langit kamarnya. Tiba-tiba dia kepikiran ucapan Arkan tadi siang.
Flashback on
"Vi jadi pacar gue yuk?"
Uhukk.. Uhukk..
Vio tersedak saat mendengar ucapan Arkan. Atensinya teralihkan menatap Arkan dengan tajam.
"Hati-hati minumnya"
"Kenapa?" Arkan mengernyit bingung dengan pertanyaan Vio.
"Apanya?"
"Ck. Kenapa minta gue jadi pacar lo?" Arkan tersenyum lebar, ini kali pertamanya mendengar Vio berucap lebih dari tiga kata. Meskipun masih dengan raut wajah dingin Vio yang masih sama seperti biasa.
