16. Bidadari

76 25 2
                                    


°°°°°Benar kata orang, bidadari memang cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°°
Benar kata orang, bidadari memang cantik. Kaya lo misalnya.

~Arkana Rivandi Alinskie~


🍁🍁🍁

Vio, Arkan, Rey dan Teo sudah siap dengan seragam sekolahnya. Awalnya Rey dan Arkan melarang Vio agar tidak sekolah lebih dahulu karena Vio belum terlalu sehat. Tapi bukan Vio namanya jika tidak keras kepala. Alhasil mereka hanya pasrah dan membiarkan Vio bersekolah, dengan syarat Vio tidak di perbolehkan bawa motor sendiri oleh Arkan dan Vio hanya menurut saja asalkan dia bisa bersekolah.


"Bang kita berangkat dulu" Ucap Teo berpamitan kepada anak buah Devan.

"Jangan lupa kunci pintu bang kalo pergi" Tambah Rey, mengingatkan anak buah Devan.

"Beres, buruan berangkat. Telat kena hukuman tau rasa lo" Kevin salah satu anak buah Devan membalas ucapan Rey dan Teo.

Tanpa basa basi lagi akhirnya mereka berangkat dengan Arkan membonceng Vio dan Teo yang dibonceng Rey. Jarak sekolahan dengan sirkuit tidak terlalu jauh sehingga tak butuh waktu lama, mereka pun sudah sampai di sekolah.

Banyak murid-murid yang melintasi parkiran, memandang mereka heran. Pasalnya ada yang yang beda dari Vio. Jika biasanya Vio berangkat sendiri dengan menggunakan motor kesayangannya tapi kali ini nampak beda, dia di bonceng laki-laki.

"Gue kira Vio yang pendiem itu nggak punya pacar, eh malah pacarnya pindah kesekolah ini"

"Mana Arkan ganteng lagi"

"Tapi kalo di liat liat Vio juga cantik, tubuhnya aja kayak model. Mirip banget kaya ibunya"

"Ibunya model, bapaknya pengusaha. Gak heran kalo dia cantik pasti perawatannya mahal."

"Cantik sih, tapi temennya cowok semua"

"Lagian Vio juga dingin banget anaknya, masa temen sekolahnya cuma Rey sama Teo doang"

Begitulah ucapan mereka saat Arkan, Vio, Rey dan Teo sampai di parkiran. Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 bel masuk juga sudah berbunyi. Arkan, Vio dan kedua sahabatnya melangkahkan kakinya menuju kelas mereka masing-masing.

Saat sudah sampai di kelasnya, Vio dan Arkan menjadi sorotan seluruh penghuni kelas. Ini pertama kalinya mereka melihat Vio datang bersama orang lain kecuali Rey dan Teo. Tanpa memperdulikan tatapan teman sekelasnya, Arkan dan Vio segera mendudukkan tubuhnya di bangku mereka.

Dilipat lah tangan Arkan sebagai bantalan kepalanya. Mata Arkan terus memandangi wajah Vio dari samping sedangkan Vio merasa risih karena terus di pandangi oleh Arkan.

Still With Wounds (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang