26. Bendera Kuning

87 13 0
                                    


°°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°°

Terkadang luka anak yang paling sakit berasal dari keluarga sendiri.

~ Still With Wounds ~


🍁🍁🍁

Gerbang rumah itu, sebelumnya tidak ada apa-apa di sana. Sekarang, sisi gerbang itu telah berkibar bendera berwarna kuning, tanda sang pemilik rumah tengah berduka. Rumah yang sebelumnya sepi kini ramai oleh tetangga yang melayat.

Vio, gadis itu hanya bisa memandang kosong ke arah tubuh sang ibu yang terbaring lemah. Tak ada daya lagi untuk Vio melakukan sesuatu. Hampa sudah hidupnya sekarang, entah apa yang akan Vio lakukan nanti. Untuk saat ini Vio hanya bisa berpasrah.

"Vio?" Kelopak mata sayu itu menatap seseorang dari pintu rumahnya.

Dia, Rey dan Teo. Dua orang sahabat yang menjadi alasan Vio bertahan. Vio berdiri dari duduknya menghampiri kedua sahabatnya.

"Ratu kita harus kuat, Vio yang gue kenal anaknya kuat." Ucap Teo sembari merentangkan tangan dan langsung di balas pelukan oleh gadis itu.

Tidak apa suara apapun, bahkan tidak terdengar isak-kan tangis Vio. Semua mati rasa, bahkan matanya sudah tidak mengeluarkan air mata.

"Kita masih ada buat lo Vi. Ratu kita nggak boleh sedih." Hanya anggukkan kepala yang bisa Vio lakukan.

Rasanya pilu, hatinya ngilu, lidahnya kelu bahkan tubuhnya membeku. Tidak ada yang bisa Vio lakukan, tidak ada tindakan untuk pelampiasan. Semua hanya bisa Vio rasakan meski lukanya tidak bisa di hilangkan.

🍁🍁🍁

Gundukan tanah sudah di taburi oleh bunga. Proses pemakaman sudah selesai di lakukan. Semua orang sudah pergi meninggalkan makan dan sekarang hanya ada Vio, Rey dan Teo. Tidak terlihat Angga menghadiri proses pemakaman Risa. Entah kemana orang itu, Vio juga tidak perduli. Sudah berkali-kali Vio mencoba menghubungi, namun tidak mendapat jawaban dari Angga.

"Vi, ayo pulang. Lo butuh istirahat." Rey memegang pundak Vio untuk mengajak Ratunya pergi.

Vio hanya mengangguk pasrah, sejenak iris matanya menatap satu makam yang berada di samping makam Risa. Lebih tepatnya, makam Devan Gilangga Radisya. Vio sengaja meminta agar makam Devan dan Risa berdekatan.

"Jagain mama bang." Ucapnya.

Vio, Rey dan Teo membalikkan badan untuk pergi dari sana. Namun langkah mereka terhenti saat melihat satu sosok yang berdiri di hadapan mereka dengan merentangkan tangannya.

"Vi, come here!"

Dia Arkan yang mempersilahkan tubuhnya untuk bisa di peluk oleh Vio. Entahlah, sudah berapa lama Arkan tidak melihat gadis itu. Arkan merindukan gadisnya. Setelah mendengar kabar dari Rey, Arkan segera pergi untuk menemukan Vio. Ia tidak tega melihat gadisnya rapuh seperti ini, gadisnya butuh penenang. Dan dia Siap menjadi obat penenang untuk Vio.

Still With Wounds (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang