8. Mimpi Itu Lagi

118 29 1
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sekalinya pacaran, langsung lupa sama teman.

~Mateo Devendra~



🍁🍁🍁

Di ruangan dengan nuansa hitam dan putih itu, terdapat gadis yang tengah terbaring lemah. Dia adalah Vio dan tempat itu adalah kamar yang ada di markas Geng Black Wolf. Bukanya membawa Vio ke rumah sakit Arkan malah membawa Vio ke markasnya. Bukannya apa-apa, sebelumnya Arkan sudah paham semua, mengingat sang ibu adalah dokter.

Kelopak mata itu perlahan mulai terbuka, atensi milik Vio menyapu seluruh ruangan. Vio mencoba memposisikan tubuhnya untuk duduk bersandar. Namun baru saja Vio bergerak, kepalanya mulai merasa pusing lagi.

"Jangan banyak gerak, keadaan lo masih lemah" Suara itu, tiba-tiba muncul dari pintu masuk kamar, membuat Vio mengalihkan pandangannya untuk melihat siapa yang datang.

Orang itu menghampiri Vio, dan duduk di pinggir ranjang dengan membawa nampan berisi air minum dan bubur.

"Sini gue bantu" Arkan, Pria itu membantu Vio untuk duduk tegak.

"Nih makan dulu, gue udah buatin lo bubur" Vio hanya menurut saja toh dia memang belum makan dari pagi.

Tidak lama untuk Vio menghabiskan makanannya. Vio memberikan nampan itu kembali kepada pria di hadapannya. Arkan beranjak pergi namun di tahan oleh Vio.

"Kemana?" Senyum manis terlukis di wajah tampan Arkan. Dia kembali memposisikan tubuhnya duduk di pinggir ranjang. Tangan kekar Arkan mengusap halus surai milik Vio.

"Kenapa, ha? Takut kalo gue tinggal sendiri ya? Tenang aja kali,gue cuma mau balikin nampan ini ke dapur" Mendengar Jawaban dari Arkan, Vio hanya memutar matanya dengan malas.

"Gue mau pulang"

"Nggak lo disini dulu, keadaan lo masih lemah, gue nggak mau lo kenapa kenapa" Arkan membantah keinginan dari Vio, dia tidak mau jika Vio kenapa kenapa nantinya. Tapi bukan Vio namanya jika tidak keras kepala.

"Gue mau pulang" Helaan nafas kasar terdengar dari mulut Arkan. Sangat keras kepala itulah yang ia pikirkan tentang Vio.

Dengan berat hati Arkan mengantarkan Vio pulang ke rumah. Sebenarnya Arkan ingin Vio tetap tinggal dulu di markasnya, namun apa boleh buat jika Vio di paksa maka yang terjadi jarak antara Arkan dan Vio akan semakin jauh.

🍁🍁🍁

Pukul 20.00 dua pemuda ini tengah terduduk diam memikirkan kejadian tadi pagi. Mereka adalah Rey dan Teo, yang sedang bergeming dengan pikiran mereka masing-masing. Mengingat Arkan yang bertanya tentang Devan kakak dari Vio. Mereka mulai mencoba menghilangkan pikiran itu, tatapan mereka saling bertemu.

Still With Wounds (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang