Empat

1.4K 89 1
                                    

Keira menelan ludahnya susah payah saat mendapati gadis bertubuh elok sedang duduk di salah satu bangku kantin dengan mata yang terus menatapnya tidak suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keira menelan ludahnya susah payah saat mendapati gadis bertubuh elok sedang duduk di salah satu bangku kantin dengan mata yang terus menatapnya tidak suka. Gadis itu menoleh ke Eric yang terlihat santai di tempat. "Ric," panggilnya pelan.

Eric berhenti melangkah. Laki-laki itu menoleh kepada gadis di sebelahnya sembari mengangkat salah satu alis. "Apa?"

"Sepertinya ada tugas yang belum selesai aku kerjakan. Aku kembali ke kelas dulu ya, kamuㅡ"

"Aku temani."

"Eh." Keira langsung salah tingkah. Bukan itu maksudnya. Dia berharap Eric akan meninggalkannya sendiri. Keira tidak mau mengganggu Eric dan Jeannette. Apalagi tatapan Jeannete yang menatapnya terang-terangan tidak suka. Keira menggeleng berkali-kali. "Bukan, bukan. Kamu makan aja di sini sama Jeannette. Aku ke...."

Ucapan Keira terpotong ketika Jeanette tahu-tahu sudah ada di sebelah Eric. "Ric, kenapa nggak duduk? Makanannya udah dingin."

Eric tidak memedulikan Jeanette. Keira ditatapnya sedari tadi malah menundukkan kepala dalam sekarang. "Lo makan dulu aja, gue mau nemeni Keira dulu."

"Ish, kok gitu?" Jeanette merajuk. Dia sempat melirik Keira sebal. "Ric, kamu bilang kamu juga suka sama aku kemarin."

Eric sedikit terkesiap saat Jeanette mengatakan itu. Cepat, Eric menoleh ke Keira yang menatapnya dalam diam. Selama beberapa detik, laki-laki itu sibuk memahami ekspresi wajah Keira yang terlihat biasa saja. Ketika menoleh ke Jeanette yang sedang menatapnya penuh harap, Eric menghela napasnya pendek. "Iya, tapi, gue mesti antar Keira dulu ke kelasnya."

"Ck." Jeanette balas berdecak tidak suka. "Keira itu bukan anak kecil, Ric. Kakinya aja lengkap. Bisa kali jalan sendiri. Gak bakal diculik. Di sekolah sendiri gini. Kamu berlebihan banget, Eric."

"Gue yang mau melakukannya, Jean," jawab Eric sedikit kesal.

Eric menoleh ke Keira yang sekarang terlihat bingung sendiri. "Ayo. Katanya mau ke kelas."

Keira mendongak, menatap Jeanette yang masih menatapnya tidak suka. Lantas, ketika Eric sudah melangkah, Keira langsung menarik ujung seragam laki-laki itu pelan. "Nggak jadi...." lirihnya takut-takut.

"Nggak jadi?" tanya Eric tidak mengerti.

Keira menganggukkan kepala. Seharusnya Keira tahu kalau Eric tidak akan pernah meninggalkannya sendiri. Dia jadi menyesal karena sudah berbohong pada laki-laki itu. Menarik napas panjang, Keira mengangguk lagi. "Aku lapar. Makan dulu aja yuk."

"Ok." Eric mengangguk cepat. Dia langsung membawa Keira untuk duduk di bangku yang tadi diduduki oleh Jeanette. "Kok pangsit mie nya cuma dua, Jean?" tanya Eric dengan kening berkerut saat hanya mendapati dua mangkuk pangsit mie di meja. Satu di hadapannya. Satu di hadapan Jeanette.

"Aku nggak tau kalau kamu bakal bawa cewek lain," sindir Jeanette terang-terangan.

Eric langsung menggelengkan kepala. Tangannya bergerak menggeser mangkuknya ke depan Keira. "Ada makanan lain yang kamu mau beli?" tanya Eric sambil menghadapkan diri kepada Keira sempurna.

The Day We Love Each OtherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang