Jangan lupa mendengarkan lagu di atas saat membaca chapter ini. Makasih banyak. :) 🤍
"Nanti malam, mama sama papa mau pergi ke kondangan. Siapa yang mau ikut?"
"AKUUUUU!!!" Amanda langsung mengangkat tangannya ke udara dengan sangat semangat. Eric yang melihat reflek berdecak panjang sambil menggelengkan kepala tak patut.
"Dasar Gorila."
Amanda membalas dengan menatap Eric tak peduli. "Biarin. Yang penting bisa makan enak," jawab Amanda dengan cuek. "Kei, lo mau ikut?"
"Gak."
Seperti biasa, yang menjawab adalah Eric.
Sontak, Keira menoleh ke Eric yang sekarang tengah menyantap sarapannya dengan acuh tak acuh. Sesekali, laki-laki itu melirik Keira, lalu ketika tatapan mereka bertemu, salah satu alisnya akan terangkat ke atas.
Mendapati sikap Eric yang seperti itu, entah mengapa malah membuat Keira menjadi tersenyum. Katakan dia gila. Tapi, Keira begitu merindukan Eric yang seperti ini kepadanya. "Kingkong, lo diem deh. Gue tanya ke Keira! Bukan ke lo!" Amanda mendamprat Eric tidak santai. Lalu menoleh ke Keira yang sedang menikmati sarapannya dengan senyuman di wajah. "Kei? Ikut kan? Lumayan, banyak anak konglo pasti di sana. Bisa kali, cuci mata."
Decakan mencemooh mengudara keras dari satu orang di seberang.
Keira berganti menoleh ke Amanda yang sekarang menatapnya penuh harap. Lalu gadis itu tersenyum tak enak. "Sepertinya, enggak...."
"Yah...." Amanda berseru kecewa. Tubuhnya tersandar di kursi meja makan dramatis. "Kenapa?"
"Enggg...." Keira langsung berpikir. "Ada tugas yang harus gue kerjain...."
Amanda menyipitkan kedua matanya. "Satu minggu sekolah, udah ada tugas?"
Keira menganggukkan kepala. Gadis berseragam SMA itu sedikit meringis saat Amanda tidak berhenti menatapnya sedari tadi. "Banyak."
Amanda masih belum percaya. Melihat kediaman Amanda, seseorang di seberang berdecak lagi. "Ckckck."
"Kalau gak mau, jangan dipaksa."
...
"Cogan, sini dong. Tak kasih katok bolong."
Refleks, Keira tertawa ketika mendengar suara Kezia mengudara. "Ohhh cogann, siniii dongggg. tak gendong, ke mana-mana. Hati Kezia sudah gersang, merana minta untuk dijamah." Keira tertawa lagi. Kali ini semakin keras dari sebelumnya.
"Akhhh. Jodoh Kezia di mana sihhhh." Kezia menyentuh dadanya lalu pura-pura berakting seperti wanita yang baru saja disakiti. Mulutnya sudah terbuka, ingin melanjutkan ucapannya, tapi tiba-tiba tersendat ketika mendapati segerombolan siswa sedang berdiri di pojok parkiran. Gadis itu sontak terdiam seribu bahasa, membuat Keira yang masih terbahak menjadi bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Day We Love Each Other
Romance[Completed] Keira dan Eric sudah bersama-sama sejak mereka masih kecil. Hubungan mereka sudah terlalu dekatㅡseperti sepasang saudara. Di mana Keira berada, di situ pasti ada Eric. Keira tidak menduga. Satu hari, jantungnya pernah berpacu tidak karu...