Enam

1.3K 94 0
                                    

"Mau ke mana?" Keira terkesiap ketika pintu kamarnya dibuka tiba-tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau ke mana?" Keira terkesiap ketika pintu kamarnya dibuka tiba-tiba. Menoleh ke sumber suara, gadis itu mendapati Amanda sedang berdiri di depan pintu sambil mengamatinya dari atas sampai bawah. Sontak, Keira langsung menghampiri Amanda.

"Mau pergi sama temen-temen. Aku udah izin sama Tante Maria."

Amanda mangut-mangut, masuk ke dalam kamar Keira kemudian menutup pintu. "Eric?" tanya Amanda dengan satu alis terangkat.

Keira menggelengkan kepala. Dan kedua mata Amanda langsung terbeliak. Sangat lebar. "Eric tau elo mau pergi?"

Pertanyaan Amanda hanya dijawab dengan keheningan. Maka, Amanda cepat-cepat membawa tubuh Keira untuk duduk di pinggir kasur. Kedua tangannya menyentuh pundak Keira. Matanya menatap mata bulat gadis yang sudah dianggapnya sebagai adik sendiri tersebut antusias. "Sama cowok?"

Dengan polos, Keira menganggukkan kepala. Dan Amanda langsung terkesiap lebih hebat. Saking berlebihannya, Amanda bahkan sampai menutup mulut dan menatap Keira tidak percaya. "Laki-laki dan perempuan." Keira berbicara. "Ramai-ramai, nggak hanya berdua saja."

"Yeuuu," Kedua mata Amanda mengerling jail. "Yang penting, lo udah punya teman cowok sekarang. Pokoknya, lo harus punya banyak teman, ya, Kei. Kalau bisa, banyakin cowoknya. Supaya Eric gak bisa ngintilin lo ke mana-mana," ujar Amanda dengan sangat semangat seraya mengamati Keira dari atas sampai bawah lagi. Tidak lama setelahnya, decakannya terdengar berkali-kali. "Jalan sama cowok kok kayak mau pergi ke pemakaman, sih, Kei? Tangan panjang, celana panjang. Gak boleh gini dong."

Keira mengamati penampilannya sendiri. Tidak ada yang salah. Sweater tebal bewarna hitam dengan bordiran gambar kartun bersama celana panjang bewarna senada. "...."

Amanda segera bangkit dan berjalan ke lemari pakaian Keira. Lalu memilah-milah baju milik Keira dengan wajah menimang. "Gue nggak hanya pergi sama cowok, Kak Manda. Ada banyak orang di sana."

"Iya, Keira." Amanda menoleh ke Keira lalu mengedipkan satu matanya. Dia berbalik lagi ke depan, kembali melaksanakan pekerjaannya yang sempat tertunda. "Lo itu cantik. Jadi, penampilan lo  juga harus sesuai sama wajah lo. Oke?" Setelah beberapa saat sibuk mengobrak-abrik lemari pakaian Keira, pilihan Amanda jatuh pada sebuah turtle neck bewarna putih gading yang digantung di pojok lemari. Matanya berbinar ketika mengambil pakaian tersebut. "Nih, lucu kayaknya." Amanda berbalik lagi. Beberapa detik kemudian, tangannya menyerahkan sebuah overall jeans selutut kepada Keira.

Keira menerima pakaian dipilihkan Amanda dalam diam. Beberapa menit kemudian, dia keluar dari balik pintu kamar mandi. Amanda langsung tersenyum puas ketika melihat Keira yang koni tampil begitu berbeda di depannya. "Cantikkk! Kayaknya, lo harus ambil waktu buat nggak deket-deket dulu sama Eric, Kei. I mean, exploring your life gitu lohh."

Keira duduk di pinggir kasurnya lagi, membiarkan Amanda sibuk mengotak-atik rambutnya. Entah apa yang Amanda lakukan, Keira hanya bisa pasrah di tempat. "Hidup lo selama ini kan cuma seputar Eric, Eric, dan Eric."

The Day We Love Each OtherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang