Extra | Us,

1.8K 48 7
                                    

Silakan mendengarkan lagu di atas saat membaca chapter ini. Makasih banyak. :)

🔞 adult only

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔞 adult only.

...

Seumur hidup, Keira tidak pernah menyangka kalau hari di mana dirinya akan berdiri di depan altar akan datang secepat ini. Sedari tadi, kedua tangannya tidak berhenti tertaut erat. Wanita itu melirik Eric yang berdiri di sampingnya dengan jantung yang sama sekali tidak berhenti berdebar kencang.

Sebisa mungkin, Keira menahan dirinya untuk tetap tenang di tempat meskipun kegugupan sudah melanda hatinya bertubi-tubi. Entah mengapa, tapi semuanya mendadak menjadi begitu emosional.

Keira hanya ... tidak pernah menyangka. Kalau hari ini akan datang. Hari di mana dia dan Eric akan berdiri berdampingan sembari mengucapkan janji suci bersama-sama. Kedua matanya perlahan berubah memanas saat mendengar Eric mengucapkan janji suci hidup semati bersama dengannya. Semuanya ... masih terasa seperti mimpi. Pria ituㅡsuaminya kini menatapnya sembari mengikrarkan janji di depan Tuhan. Air mata mengalir dari sudut mata Keira ketika Eric mengakhiri janjinya. Wanita itu tersenyum, kemudian dia menunduk dalam, menarik napas sebanyak mungkin karena sudah tiba gilirannya untuk mengikrarkan janji.

Beberapa menit berlalu, dan dia berhasil menyelesaikan janjinya dengan lancar. Dia dan Eric saling berpandangan untuk beberapa saat. Dan ketika pendeta sudah memperbolehkan mereka untuk mencium satu sama lain, kedua mata Keira refleks terpejam saat Eric mendekatkan wajah dan mempertemukan bibir mereka.

Seluruh pembuluh darah yang mengaliri tubuh Keira dalam sekejap mendadak berhenti bekerja. Wanita itu dapat merasakan kalau kedua sisi pipinya memanas ketika tepukan meriah para undangan memenuhi indra pendengarannya.

Ciuman terlepas, dan lagi-lagi, pengantin baru itu menghabiskan waktu hanya dengan saling memandang satu sama lain untuk beberapa detik kemudian.

"Bagaimana perasaan kamu?" tanya Eric dengan suara yang lebih menyerupai bisikan seraya menatap Keira dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"...." Yang dilakukan Keira kala itu hanyalah menatap Eric dengan mata berkaca. "Aku sangat bahagia...."

"Kamu bahagia?" tanya Eric balik, mengulang.

Keira masih terus menatap Eric dengan tatapan penuh cintanya. Air mata kembali menggenang di kedua matanya. Mulut wanita itu terbuka kecilㅡtapi beberapa detik kemudian tertutup kembali, dan setelahnya terbuka lagi. Sebuah tanda kalau dia benar-benar gugup karena setelah itu, Keira memutuskan untuk menganggukkan kepalanya satu kali.

Dia tersenyum sangat lebar dengan kedua mata yang masih berkaca. "Aku sangat bahagia, Eric. Terima kasih ya," bisiknya sangat pelan sembari terus menatap Eric tanpa menyisakan satu detik pun. "Terima kasih, Eric," ulang Keira lagi, tapi kali ini lebih dalam dari sebelumnya. "Terima kasih, karena kamu sudah mau menerima takdir kamu untuk hidup bersama aku," bisik Keira semakin lirih.

The Day We Love Each OtherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang