Dua Enam

793 43 1
                                    

"Selamat pagi anak-anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi anak-anak." Sapaan riang yang diberikan Ibu Friscaㅡwali kelas kelas XII IPA 2 langsung dibalas dengan penuh semangat oleh seluruh siswa. "Hari ini, kita kedatangan murid baru." Bu Frisca berujar sembari masih tersenyum. Terlihat seorang siswa perempuan sedang berdiri di sebelah sang Ibu Guru dengan senyum yang juga terbentuk manis di wajahnya.

"Haiii!" Murid baru tersebut melambaikan tangannya dengan sangat riang dan percaya diri. Sebuah senyum tampak lebih lebar di wajahnya ketika para siswa di kelas menyambut dengan ramah. Beberapa siulan sesekali mengudara. Kemudian dibalas dengan cemoohan para siswi mencibir siswa lelaki. "Gue Gladys Safira, panggil aja Gladys!"

"Gladys, kamu bisa duduk di ... sebelah Keira." Keira yang saat itu sedang memandang Gladys seketika terkejut ketika namanya disebut tiba-tiba. Matanya dan mata Gladys langsung saling bertemu. Membuat wajah Keira berubah sedikit memerah ketika Gladys tengah menatapnya dengan senyuman yang lebar. Lantas, dengan ramah, Keira langsung mengangkat tangannya sembari balas tersenyum kepada Gladys.

Gladys menghampiri bangku di sebelah Keira. Dan ketika sudah sampai, gadis itu langsung duduk lalu menghadapkan tubuhnya sempurna pada Keira dengan senyum lebar yang masih setia terpatri di wajah. "Gladys."

"Keira," ucap Keira pelan.

"Entar, kalau ada materi yang ketinggalan, gue pinjam catetan lo, boleh kan? Kalau gue ada yang gak ngerti, gue bisa minta tolong sama lo kan?"

Keira langsung menganggukkan kepalanya ramah. "Siap," ucapnya dengan senyum tipis yang juga belum menghilang.

"Thank youuu!" seru Gladys tiba-tiba sembari memeluk lengan Keira erat. Keira langsung memberikan reaksi terkejut, tidak menduga kalau sang teman baru akan bersikap terlalu ramah seperti ini kepadanya. Alhasil, Keira hanya membalas Gladys dengan senyum kikuk di wajajnya. Mungkin, Gladys adalah tipe orang yang mudah bergaul dan easygoing.

...

Seperti biasa, begitu bel istirahat berbunyi, tak sampai satu menit, Eric pasti akan muncul di hadapan Keira. Kalau dipikir-pikir, Keira suka bingung sendiri. Kelasnya dan kelas Eric sangatlah jauh. Ujung dan ujung. Gadis itu jadi suka curiga. Laki-laki itu suka keluar dari kelas sebelum jam istirahat tiba, kemudian menghampiri kelasnya ketika bel istirahat sudah berbunyi.

"Ayo, udah istirahat."

"Eh, Kei." Keira yang sudah berdiri, lantas langsung mengurungkan niatnya. Dia duduk kembali, menoleh pada Gladys. "Kenapa?"

"Ini, gue boleh pinjem catetan Fisika lo, nggak?"

Keira langsung menganggukkan kepalanya. Tubuhnya berbalik, menghadap ke tas sekolahnya. Tak lama kemudian, tangannya mengeluarkan satu buah buku bersampul lalu diberikannya pada Gladys.

"Thank youuu!"

Keira mengangguk lagi, menyematkan senyuman yang jauh lebih lebar dari sebelumnya. Setelah selesai, gadis itu berbalik lagi, menatap Eric yang juga sedang menatapnya. Keduanya berjalan beriringan, keluar dari kelas dan segera menuju ke kantin.

The Day We Love Each OtherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang