Cerita di Balik Jari

1.5K 19 29
                                    

Puji Tuhan akhirnya cerita ini selesai juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Puji Tuhan akhirnya cerita ini selesai juga. 🙏

#sinetron 7 akhirnya selesai.

...

Terima kasih banyak bagi yang mau membaca cerita ini dari awal sampai akhir. 🙏 Terima kasih sudah mau bertahan bersama aku untuk membaca cerita abal-abal yang gak jelas ini.

Jujur, aku merasa aneh sendiri waktu nulis cerita ini. Karena latar belakangnya itu kan sekolahan dan entah kenapa tapi aku selalu merasa aneh tiap nulis teen fiction 🥲🥲🥲...

Harusnya ya ini bakal jadi kali terakhir aku nulis cerita berlatar belakang sekolahan sih. Yah tapi seperti biasa, ini cuma seharusnya doank, karena aku gak tau masa depan gimana. 😂

Btw, aku nulis TDWMA itu waktu masih bocil. Jadi waktu aku baca ulang, kenapa mereka toxic banget ya? 🙂

Tapi meskipun begitu kenapa kok aku paling cinta sama Eric ya? 🙂🙂🙂

Kumerasa sedih karena dengan berakhirnya cerita ini, aku harus benar-benar say goodbye dengan si bocil.

Sebenarnya kalau di The Day We Meet Again itu kebanyakan dari POV nya Keira (galaunya Keira, sedihnya dia, happy nya dia, semuanya). Sehingga di akhir baru POV Eric yang dibahas: "Hari ketika kita bertemu lagi, aku janji aku akan mengatakan kalau aku sangat mencintai kamu."

Sedangkan kalau di The Day We Love Each Other, lebih banyak membahas dari POV Eric, bucinnya dia, kebodohannya dia, keanehan dia, keprik an dia, semuanya yang jelek tentang dia pokoknya #GakAdaBagusBagusnyaAsli...

Makanya judulnya lebih menyiratkan POV-nya Keira: "Aku rindu hari-hari ketika kita saling menyayangi." Hari yang dimaksud Keira itu ya waktu mereka masih kecil. 🤣

Paham gak? Agak njelimet sih..  tapi ya gitulah

Aku agak bingung mau ngomong apa lagi.  Jadi langsung aja: evaluasi cerita ini banyak sekali. Gak sanggup aku kalau harus nunjukkinnya satu-satu. Kalian tahu lah sendiri wkwkwk. Harusnya bisa merasaknnya sih. Awal-awal nulis ini aku kayak "nulis apaan si ini?"

Tapi terlepas dari semua kekurangan yang ada di TDWLEO, terima kasih banyak sekali lagi bagi yang mau membaca, yang mau vote, dan mau komen. Dulu, aku sangat mempermasalahkan tentang vote dan komen. Tapi seiring berjalannya waktu (cielahhhh) aku jadi gak terlalu mempermasalahkannya. Beda cerita sama cerita sebelumnya yang sempat aku unpublish (alasan utamanya bukan karena sepi pembaca karena sebenarnya aku udah komit buat publish sampai habis. Eh, tapi waktu dibaca lagi dan lagi kok malah aneh ya... -_- terus alurnya jadi ngalur ngidul (mungkin karena faktor latar belakng teenfic) nah loh, kenapa yang disalahin genre-nya wkwkwk).

Pokoknya ada yang mau baca aja aku terima kasih wkwkwkwk. Karena aku masih suka mikir kalau ceritaku agak kurang layak untuk dibaca 🙂🙏🥲. Jadi, makasih sekali ya kalau masih bertahan membaca cerita absurd ini sampai selesai. Hebat kalian wkwkwkwk... (bukan merendah loh ini coz i really mean it, lagian siapa juga saya kok mau merendah wkwkwkw...)

The Day We Love Each OtherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang