Chapter 32

5.6K 612 45
                                    









        Jangan lupa vote & komen !!!






"Huaaaaaaaaa Shani bangsadddd" teriak Gracia yang baru bangun dari tidur nya dan langsung menendang Shani keras hingga Shani yang baru saja tertidur 5 menit yang lalu terpental ke lantai dengan cukup keras.

Memang Shani di suruh tidur di luar sama Gracia tapi saat Gracia tertidur Shani malah pindah ke kamar untuk tidur bersama istri nya.

"Aduhh sakit" desis Shani saat pantat nya mencium lantai dengan keras.

"Kamu kenapa sayang? Bangun tidur langsung teriak pake nendang segala lagi" ucap Shani yang melihat Gracia masih berteriak.

"Kamu jahat kamu pembunuh" ucap Gracia pada Shani yang membuat Shani mematung di buatnya.

"Hey, look at me? I'm a killer but I won't kill my own wife" ucap Shani sambil berusaha memeluk Gracia yang kini tengah berontak.

"Tapi kamu bunuh aku Shani" tekan Gracia.

"Hah? Kalo aku bunuh kamu gak mungkin kamu masih bisa nafas sekarang" kesal Shani.

Gracia seketika berpikir ia mulai mengecek nafas nya sendiri. "Loh kok aku gak mati" batin Gracia.

Tak cukup sampai disitu kini Gracia menyentuh perut nya ia melihat perut nya dan tidak ada luka apapun di sana. Sementara Shani yang masih ngelag kini ia memperhatikan sikap Gracia yang menurut nya aneh.

"Kamu kenapa sayang bangun tidur langsung kaya gitu?" Tanya Shani penasaran.

"Aku mimpi buruk, buruk banget" lirih Gracia sambil menunduk.

Shani yang melihat itu langsung kembali memeluk Gracia sambil mengelus kepala Gracia. "Mau cerita?" Tawar Shani.

"Aku mimpi kalo kamu bunuh aku sama bayi ini, dan di mimpi itu juga kamu nikahin aku cuma mau dapetin saham keluarga aku dan kamu nikahin aku karena aku korban kamu selanjut nya" Gracia menceritakan seluruh mimpi nya kepada Shani.

"Itu hanya mimpi sayang, jangan di bawa pusing" ucap Shani.

"Tapi itu kaya asli Shani" sentak Gracia.

"Owh oke, di mimpi itu aku membunuh mu dengan cara bagaimana?" Tanya Shani.

"Kamu benturin kepala aku terus nusuk perut aku pake pisau" jawab Gracia.

"and now are you afraid of me?" Ucap Shani.

"Sedikit soalnya di mimpi itu muka kamu nyeremin" balas Gracia.

"Aku tidak akan membunuh orang yang aku cintai" ucap Shani.

"Udah sekarang tidur yuk, ini masih malem sayang" ucap Shani.

"Kamu harus peluk aku gak boleh lepasin pelukan nya" pinta Gracia.

"As your wish princess" ucap Shani dengan mengecup pelan bibir Gracia.

Shani kemudian merebahkan tubuh nya di kasur dengan diikuti Gracia yang kini menenggelamkan kepala nya di dada Shani, tangan Shani memeluk erat tubuh Gracia.

"Sweet dream baby" Shani mengecup kening Gracia, ia ingin tertidur tapi ia tidak bisa, ia masih memikirkan mimpi nya Gracia tadi.

Perlahan Shani melihat ke arah Gracia yang kini sudah tertidur pulas di dalam dekapan nya.

"Andai kamu tau, yang kamu mimpiin itu bukan cuma mimpi, karena saat kamu memimpikan nya, ada aku yang sedang membayangkan nya" gumam Shani sambil mengelus pelan pipi Gracia.

"But don't worry, I won't kill you" ucap Shani. "Dan untuk anak kita, aku akan mewarisi seluruh kemampuan ku pada nya" lanjut nya.

Setelah mengatakan itu Shani kini beranjak dari kasur nya dengan hati hati agar Gracia tidak terbangun, kini ia mulai memakai Hoodie dan membawa pisau kesayangan nya.

Sebelum keluar Shani menghampiri Gracia, mengelus pipi nya lembut dan mengecup kening nya lama.

"Tunggu aku pulang sayang" bisik Shani di telinga Gracia.

Setelah mengatakan itu Shani langsung keluar dari rumah nya dan mulai mencari mangsa nya. Ia berjalan di sepanjang jalanan yang sepi, sunyi dan dingin itu.

Tak lama dari perjalanan nya kini ia melihat ada seorang nenek nenek yang sudah tua sedang mengayuh sepeda nya. "Pasti nenek tua itu baru pulang dari bertani nya" batin Shani saat ia melihat banyak sekali sayur sayuran di keranjang sepeda nenek nenek itu.

Shani langsung menghampiri nenek nenek itu. "Butuh bantuan nek?" Tawar Shani.

"Kamu ngapain jam segini di luaran Astaga gimana kalo kamu sakit nak" ucap nenek itu khawatir.

"Aku sudah kebal" balas Shani. "Jadi nenek abis dari mana jam segini baru pulang?" Tanya Shani.

"Nenek habis panen di kebun nenek karena tidak ada yang bantu nenek makanya nenek pulang hingga larut malam" jelas nenek itu.

"Ayo aku antar pulang" ucap Shani.

"Tidak perlu nak, pulang lah nanti sakit" balas nenek itu.

"Sayang nya aku tidak menerima penolakan" Shani langsung memukul pundak nenek itu dengan sikut nya sampai nenek-nenek itu tidak sadarkan diri.

Shani menyeret nenek tua itu ke belakang tembok yang sangat tinggi kemudian ia membentur kan kepala nenek itu ke tembok nya sampai kepala nenek itu berdarah.

Tak puas hanya sampai disitu kini ia menancapkan pisau nya berkali kali di perut nenek itu. "Sudah tua bukan nya diam di rumah malah berkeluyuran" ucap Shani.

Shani menjambak rambut nenek itu dan kembali membenturkan kepala nenek itu ke tembok yang ada di dekat nya, kini kepala nenek itu sudah ancur bahkan bola mata nya kini sudah menonjol keluar.

"Harus nya nenek berterima kasih terlebih dahulu padaku karena aku telah membuat mu tidak harus bekerja lagi" ucap Shani sambil menatap mayat nenek itu.

"Aku pamit ya nek, istri ku sudah menunggu ku di rumah" setelah mengatakan itu Shani langsung pergi dari sana dengan tidak meninggalkan jejak apapun.

Saat sampai di rumah nya Shani langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri nya, setelah dirasa dirinya sudah bersih baru ia memasuki kamar nya dan Gracia.

"Kamu tau? Barusan aku mempraktikkan cara membunuh mu kepada orang lain" bisik Shani di telinga Gracia.

"Dan aku harap kamu tidak keberatan saat aku mengajari anak ku tumbuh seperti ku saat ia sudah lahir" lanjut nya.

Kemudian ia merebahkan tubuh nya di samping Gracia dan membawa tubuh istri nya itu kedalam dekapan nya.

Namun mata nya menjadi tidak fokus saat ia melihat leher jenjang Gracia yang terpampang nyata di depan nya. Dengan cepat Shani langsung mengecup leher Gracia, tak puas hanya dengan kecupan kini ia mulai menjilat dan menghisap leher Gracia sampai membuat Gracia melenguh dalam tidur nya.

Shani menyisakan dua kissmark buatan nya di leher mulus Gracia.

"I love you my wife" ucap Shani sebelum ia menyusul Gracia ke alam mimpi nya.





Bagi nya ini terasa seperti Dejavu.



















Awokawok mampus kalian di prank Mimin hahahaha chapter ini masih ada lanjutan nya beberapa lagi, sebelum kita pindah ke bagian 2 nya.

Jangan lupa follow Mimin !!!

See you for the next chapter.

CRIMINAL MIND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang