Chapter 31

5.5K 570 245
                                    










           Jangan lupa vote & komen !!!







Saat usia kandungan Gracia memasuki bulan ke empat sikap Shani semakin berubah kepada Gracia yang tadi nya hangat, penyayang dan penuh cinta kini di ganti oleh sikap nya yang kasar, kejam bahkan ia selalu menyakiti Gracia secara batin maupun fisik.

"Shani mau aku masakin sesuatu?" Tanya Gracia karena Shani baru pulang bekerja.

"Baru inget punya suami? Tadi kemana saja bukan nya langsung memasak untuk saya malah malas malasan nyesel saya nikahin kamu" ucap Shani yang membuat Gracia kembali menahan tangis nya.

"Apa salah aku Shani sampe kamu berubah seperti ini" lirih Gracia.

"Mau tau kesalahan kamu? Kesalahan kamu karena telah hadir di hidup saya" balas Shani.

"Apa seburuk itu aku di mata kamu?"

"Lebih buruk dari jalang lebih tepat nya"

Gracia yang sudah tidak kuat kini mulai meneteskan air mata nya ia tidak mengerti kenapa Shani berubah kepadanya padahal ia tidak melakukan kesalahan apapun.

"Kalo kamu benci sama aku kenapa dulu kamu hamilin aku hah! Kenapa kamu nikahin aku kalo kamu cuma mau bikin aku tersiksa" Isak Gracia.

"Karena begitulah cara ku memperlakukan korban selanjutnya dengan baik" ucapan Shani membuat Gracia kaget jadi Selama ini ia hanya di jadikan korban nya.

"Jadi selama ini sikap hangat kamu itu cuma pura pura?" Lirih Gracia.

"Ya, itu hanya untuk mengecoh korban dan ternyata kamu cukup bodoh juga untuk masuk ke dalam skenario yang saya buat"

"Kamu jahat Shani, aku benci sama kamu" tangis Gracia.

"Jangan menangis suara mu membuat telingaku sakit" ucap Shani namun Gracia tetap saja menangis dan membuat Shani kesal.

Shani langsung menghampiri Gracia yang sedang menangis kencang sambil menunduk ia kemudian berjongkok mensejajarkan tinggi nya dengan Gracia.

Shani menarik dagu Gracia agar Gracia mau melihat ke arah nya. "Apa kamu tuli?"

Gracia tidak menjawab ia masih menangis yang membuat Shani semakin murka.

Plak

Shani menampar keras pipi Gracia yang membuat Gracia terhuyung ke belakang bahkan punggung Gracia menubruk barang yang ada di belakang nya.

"S-sakit hiks" Isak Gracia.

"Sakit? Kalau tau sakit kenapa masih membantah ucapan ku?" Tanya Shani.

"Maaf" ucap Gracia sambil menunduk ia tidak berani menatap ke arah Shani.

"Janji akan selalu menuruti perintah ku?"

Karena tidak mau membuat Shani kembali murka Gracia dengan cepat menganggukan kepala nya yang membuat Shani tersenyum senang.

"Kamu masih ingat pertemuan pertama kita? Ah harusnya saya menabrak kamu sampai mati tapi saya tau kamu berasal dari keluarga kaya jadi saya ingin bermain main sebentar dengan mu, dan untuk pernikahan kita? Saya tidak pernah menganggap kita menikah karena saya menikah dengan mu hanya untuk mengambil saham keluarga mu saja, dan sekarang saham itu sudah berada di tangan saya jadi untuk apa saya mempertahan kan mu?" Jelas Shani.

"Kamu berhasil buat aku cinta sama kamu karena sikap manis kamu meskipun itu cuma palsu" Gracia tersenyum miris.

"Saya memang hebat dalam hal apapun" setelah mengatakan itu Shani langsung berdiri ia berjalan menuju dapur untuk mengambil pisau.

Gracia yang melihat itu menjadi panik sendiri ia tidak mau mati untuk saat ini karena ia masih mau melihat bayi nya lahir ke dunia.

"S-shan k-kamu mau a-apa" ucap Gracia ketakutan saat Shani mulai mendekat ke arah nya.

"Sudah saya bilang saya sudah mendapatkan semua yang saya inginkan lalu untuk apa saya mempertahan kan mu?"

"Aku mohon jangan Shan hikss ingat aku lagi hamil anak kamu" Isak Gracia.

"Saya gak peduli bahkan saya juga mau anak itu mati" balas Shani.

"Jadi kita mulai dari mana nona Gracia?"

Gracia yang ingin menyelamatkan diri langsung lari menuju kamar nya dan langsung mengunci pintu kamar nya.

Gracia bisa mendengar dengan jelas bahwa di bawah Shani sedang berjalan menuju ke kamar nya sambil mengucapkan kata kata yang menakutkan bagi nya.

"SAYANG WHERE ARE YOU BABE? PERMAINAN BELUM DI MULAI SAYANG KENAPA KAMU SUDAH BERSEMBUNYI" teriak Shani yang kini suara nya semakin mendekat.

Shani mulai memutar knop pintu kamar nya yang terkunci dan itu membuat Gracia semakin takut.

"Sayang aku tau kamu di dalam buka pintu nya honey" ucap Shani.

Gracia yang ketakutan langsung masuk ke dalam lemari nya dia bersembunyi disana karena ia tau kalau Shani akan masuk ke dalam kamar itu bagaimana pun cara nya.

"Masih tidak mau keluar hm?"

"Baiklah kalau begitu aku yang akan menghampiri mu" Shani berjalan mundur ke belakang lalu tanpa ancang ancang langsung mendobrak pintu itu sampai pintu itu rusak.

Sementara Gracia yang bersembunyi di dalam lemari ia semakin ketakutan karena Shani telah berhasil masuk ke dalam kamar nya, ia menahan tangisan nya seberusaha mungkin agar tidak menimbulkan suara apapun.

"Ya Tuhan aku mohon tolong aku" batin Gracia menjerit.

"Sayang kamu mau main petak umpet sama aku ya?"

Shani terus mencari Gracia ke seluruh penjuru kamar tapi ia tidak menemukan Gracia, namun saat ia akan keluar dari kamar nya Shani melihat lemari nya sedikit terbuka ia yakin kalau Gracia sedang bersembunyi di dalam sana.

Shani kini mendudukan diri nya di kasur yang berhadapan langsung dengan lemari yang menjadi tempat persembunyian Gracia.

Ia menunggu Gracia keluar dengan sendiri nya.

"Kamu mau mati kehabisan nafas di dalam sana sayang?"

Jujur ucapan Shani membuat nya sangat takut karena Shani telah menemukan persembunyian nya.

Mendengar tidak ada jawaban Shani kini berdiri dari duduk nya tangan nya kini membuka lemari yang di pakai Gracia bersembunyi.

Saat ia telah berhasil membuka lemari nya ia melihat Gracia yang sangat ketakutan di dalam sana.

Tanpa ba-bi-bu Shani menarik Gracia dan langsung membenturkan kepala Gracia ke lemari yang menjadi tempat persembunyian nya.

Darah mengucur di mana mana bahkan kini Gracia merasakan tubuh nya sudah mati rasa, ia hanya bisa pasrah karena ia tau kalau hidupnya akan berakhir sampai disini.

Melihat Gracia yang masih membuka mata nya Shani sangat kesal. "Belum mati juga huh?" Lalu dengan buru buru Shani menancapkan pisau yang dibawanya tadi di perut nya Gracia.

"Maaf sayang bunda gak bisa lihat kamu lahir ke dunia" batin Gracia.

Setelah nya Shani melihat Gracia menutup mata nya yang membuat Shani tersenyum senang.

"Akhirnya mati juga, asal kamu tau psychopath tidak akan pernah bisa merasakan cinta" Shani mencabut pisau nya kemudian pergi dari sana meninggalkan Gracia yang sudah tidak bernyawa.

"I love my life" gumam Shani.































Jangan lupa follow Mimin !!!

See you for the next chapter.

CRIMINAL MIND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang