Berakhir.

2.6K 121 2
                                        


Jangan lupa vote okay?
Sama komen dong


.


Pagi ini Xavier dan Eza ada di rumah sakit karena mendapat kabar jika Zas sudah bangun. Eza yg sudah bersiap siap untuk berangkat sekolah terpaksa harus absen dahulu karena mendengar berita suka ini

Pagi itu tepat pukul setengah tujuh pagi, Eza melangkah kakinya masuk kedalam ruangan Zas tapi yg ia dapat adalah Xavier yg sudah duduk di sebuah kursi tepat di samping bankar Zas. Eza kalah cepat! Dan Xavier dengan tidak tahu dirinya memegang pergelangan tangan kakaknya

Hal itu tentu menyulut emosi Eza "lo ngapain disini anjing!" Dorong Eza yg membuat Xavier jatuh dari kursinya

"Z - za....." Kata pertama yang Zas ucapan setelah bangun dari koma ada nama adiknya. Sebenarnya Xavier ingin namanya yg di ucapkan untuk pertama kalinya ketika nanti Zas bangun tapi.... Ya sudahlah tak apa

Air mata Zas luruh tanpa permisi begitu juga dengan Eza, tangis dua kakak beradik itu pecah. Eza memeluk Zas sangat erat! Rindu ini harus tuntas! Ini terlihat mustahil tapi nyatanya, di hadapannya memang benar kakaknya, hal itu membuat Eza semakin haru

"Kakak.... Eza kangen kakak, jangan tinggalin Eza lagi" meskipun tubuh remaja itu sudah besar layaknya laki-laki normal tapi jika bersama kakaknya ia tetap menjadi adik kecil Zas yg cengeng dan manja, yg banyak permintaan dan pertanyaan. Eza memejamkan matanya menikmati setiap detik dia dan Zas saat berpelukan, banyaknya kecupan di pucuk kepala kakaknya masih tak cukup menjabarkan rasa rindu dan sayang Eza

"Eza kangen kak"

"Ka-kak jug-ga" wajar jika cara bicara Zas masih terbata-bata mengingat sudah berapa lama ia tidak berbicara

"Zas...." Panggil Xavier dan yg di panggil pun menoleh

Zas menatap pada Eza seolah bicara 'siapa dia?' lalu kembali menatap Xavier "pergi lo" singkat Eza namun Xavier sama sekali tidak bergerak dari tempatnya, Eza yg geram pun menghampiri Xavier

"Lo mau buat kakak gua koma lagi karena syok? Mending lo pergi dari sini atau gak sekalian mati aja dah, hidup nyialin orang mulu lo" lagi lagi pahit kalimat Eza harus Xavier telan mentah-mentah tapi yg di katakan Eza memang benar. Beberapa detik Xavier menatap mata teduh Zas, menatapnya begitu tulus. Sangat
Lalu pergi keluar memilih duduk di kursi luar sambil sesekali mengintip bagaimana Zas

.

Matahari sudah berada di atas kepala yg berarti sudah siang hari, sepulang sekolah Aya datang kerumah sakit setelah mendengar kabar dari Eza jika kakaknya sudah bangun, tak lupa Aya membawakan buah untuk Zas dan dua buket bunga mawar hitam

"Aya bawa bunga kesukaan kakak juga lho, nyarinya agak susah soalnya langkah tapi gak apa-apa. Apasih yg gak buat kak Zas" vibes ceria dari Aya mampu membangun suasana berwarna di siang hari Zas, sejak tadi Aya tidak berhenti senyum itulah yg membuat Zas jadi ikutan senyum apa lagi lawakan garing dari Aya mampu membuat Zas senyum terus

Di balik pintu ruangan Zas, di lobi terdapat dua lelaki yg sedang bertekak, yg satu sudah berapi-api sedangkan yg satunya lagi terus memohon

Eza dan Xavier sudah berdebat sejak tadi, sejak beberapa jam lalu. Xavier terus menjelaskan bagaimana kejadian itu terjadi, di mulai dari kecelakaan sampai Zas hamil dan ada di rumah sakit.

Jika boleh jujur, Eza tak ingin keadaan ini semakin larut dengan keegoisannya, Eza juga tidak ingin persahabatannya dengan Xavier rusak begitu saja. Apa lagi setelah beberapa bulan ini Eza berteman dengan Xavier, Eza tentu tahu seberapa besar perjuangan lelaki ini untuk kakaknya tapi rasanya untuk memaafkan Xavier.... Sangat lah tidak mungkin dan tentu tidak mudah

XAVIER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang