Salah satu dari puluhan memori yang terpampang di rak buku
jangan lupa vote
BRAK
"Maaf telat ya?" Dia Aya....
"Terlambat tiga menit, denda karna lo udah rusakin pintu rumah gua dan menimbulkan suara yg merusak ketenangan gua"
Jangan tanya raut wajah aya sekarang. Sangat tidak dapat di artikan! Berani sekali lelaki di depannya ini mengatakan itu padahal aya rela mengancingkan resletingnya sambil berlari hanya untuk datang kerumah si bodoh ini!
"Buatin minum sana" suruh Eza
"Lo nyuruh gua kesini cuman buat, buatin minum? Gua rela ngancingin resleting sambil lari-lari, make baju sambil lari-lari terus hampir kesandung di tangga__dan lo!lo cuman nyuruh gua buat minuman?!" Protes gadis di depannya
"Ya udah kalo gitu joget-joget aja sini"
"Sambil telanjang" lanjut remaja lelaki di depannya tetap pada mimik datarnya yg mampu membuat kemarahan aya menciut
"H-hah?" Jawab aya terbata-bata, siapa yg tak takut jika ditatap seperti itu? Dengan tatapan datar begitu menohok, tajam dan... Hanya dengan tatapan itu saja aya merasa sudah ditelanjangi "idih geer banget lo labi-labi"
"Dada datar kek lo mana bikin gua kegoda, liat tuh paha lo dah kek paha kodok kecilnya" oh ayolah Za, jangan jadi lelaki munafik
"Datar-datar gini tiap malem juga lo bayangin gua desah di bawah lo" telak! Eza diam kelakep di buat aya. Memang itu yg selalu ia bayangkan setiap malam, membayangkan bibir lembut Aya melumat bibirnya dengan kasar, sangat kasar! lalu beralih ke lehernya untuk memberi hisapan kuat hingga meninggalkan jejak, lalu dengan lembut menjilati telinganya tak lupa jari-jari lentik Aya mengusap perut ratanya. Oh sial jangan kebawah! Jemari lentik itu mulai menelusuri perut bawahnya... kebawah... yah bawah lagi dan__wajah polos Aya begitu menggoda saat bibir ranumnya mengecup sesuatu dibawah sana
Owh sangat menguji adrenalin yah pemirsa, fantasi seksual Eza sangat menyiksa nyatanya, bagaimana tidak jika hanya dengan membayangkan hal bodoh itu saja ia bisa.... Yup! MenegangTapi ya sudahlah biar itu jadi rahasia Eza, Tuhan, dan author saja
Yg berani cepu ke aya kita santet!
•••
Di lantai dua, Xavier perlahan membuka pintu kamar bernuansa dark yg ia pikir ini milik Zas karena hal pertama yg ia temukan setelah membuka pintu adalah figura wanita pemimpi itu juga harum pertama yg ia rasakan adalah__seperti bau lautan dan udara gunung
Lekat sekali....
Xavier menatap sekeliling kamar itu yang di dominan gorden-gorden tinggi yg mungkin setinggi lima meter berwarna hitam kilat. Dinding warna abu-abu yg kontras, jika kebanyakan kamar beratap pelapon maka kamar Zas berbeda sendiri karena beratap kaca yg membuat kepekatan di ruangan itu melebur saat siang hari
Banyaknya lukisan abstrak menjadi objek paling menonjol dikamar nuansa hitam milik Zas, beberapa jaket kulit berwarna hitam masih tergelantung rapi di balik pintu dan dua pasang sepatu juga masih tergeletak di lantai seperti berpemilik
Kamar itu lebih terlihat seperti sebuah galeri, itu lah yg Vier pikirkan sekarang
Xavier mengambil jaket itu lalu menghirupnya kuat-kuat seperti seorang maniak, wangi ini masih sama seperti wangi tubuh Zas kala ia menyetubuhi wanita itu dengan begitu bersemangat. Ahh benar-benar memabukkan
Jangan ingatkan Xavier bagaimana ia menyetubuhi Zas karena sejujurnya, birahinya, tak bisa di bendung kala lubang sempit wanita itu memijat inti tubuhnya dengan begitu nikmat. Jika saja wanita itu membuka matanya sudah di pastikan ia pun tak akan tahan untuk sekedar melihat bagaimana Vier meraung atas kenikmatan biadab ini
KAMU SEDANG MEMBACA
XAVIER (END)
Teen FictionKecelakaan 7 bulan lalu membuat gadis cantik itu terbaring di kasur dengan mata tertutup sepanjang hari juga bunyi monitor sesekali menjadi alunan musik terfavorit Zaskya Tak lupa janin yang semakin hari semakin membesar didalam rahim 'putri tidur'...