Yang Datang

1.6K 97 0
                                    

.

JANGAN lupa vote okay?
Komen jg dong soalnya bkin mood


.


Pemakaman masih sepi kala itu ketika Zas, Eza dan Xavier mengunjunginya. Masih pukul enam pagi matahari belum muncul sepenuhnya tapi di ujung sana sunset sudah terbentuk

"Kak, gua gak tau ini waktu yg tepat atau gak tapi lo harus tau kenyataan yg sebenarnya. Lebih cepat lebih baik" di depan mereka bertiga sudah terpampang sebuah nisan dengan ukiran nama

Dyles Raxel Nandozraf
Wafat : 23 Januari 2021
Lahir : 22 Desember 2002

"Maksudnya ini apaan?" Jantung Zas berdegup begitu kencang, pikirannya mulai melayang entah kemana mana memikirkan banyak kemungkinan

"Ini Lev"

"Kak lo harus tau ini, gua gak mau lo tau dari mulut orang lainnya makanya gua kasih tau sekarang. Lev udah gak ada kak, mungkin lo lupa, di malem lo berantem sama Lev terakhir kali disitu juga mobil kalian kecelakaan dan Lev tewas di tempat"

"A-apa?! Maksud lo apaan sumpah gua gak ngerti Za. Ini gak lucu" otak Zas masih menyangkal semua kemustahilan yg bisa menjadi kemungkinan. Berbarengan dengan itu, kian detik memori saat terakhir kali Zas bersama Lev semuanya terpampang jelas bagai tv besar di ingatannya

Saat Zas sedang kelimpungan dengan pikirannya sendiri disitu juga Eza memberikan sebuah surat. Surat rumah sakit yg menyatakan jika 'Pasien jangka panjang bernama Zaskya Meicha positif hamil dengan kandungan berumur lima bulan dan mengidap leukimia atau kanker darah stadium dua akhir'

Tuhan menguji Zas tidak tanggung tanggung di mulai dari kehilangan separuh jiwanya yg ikut terbawa Lev lalu separuh hidupnya yg di renggut oleh leukimia dan hamil?

"H-hamil? Ka-kanker darah?" Desiran darah Zas begitu terasa

"Maaf... Maafin gua Zas" lutut Xavier menyentuh tanah. Dia bersimpuh dengan kaki di tekuk di bawah kaki Zas

"Zas maafin gua. Ini semua kesalahan gua, lo bebas mau lampiasin semuanya ke gua tapi jangan lampiasin ke anak gua" mohon Xavier di bawah kaki Zas"

"H-hah?" Zas memundurkan langkahnya kala Xavier bersimpuh memohon di bawah kakinya lalu wanita hamil itu menatap adiknya meminta penjelasan

"ZAA INI MAKSUDNYA APA?!"

"G-gua... Gua tidur berapa lama? Gua kenapa? Ini apa apaan! Kalian kenapa?!"

"GUA KENAPA!"

"ARGH!" Jeritan keluar dari mulutnya bersamaan juga badan Zas yg langsung jatuh di tanah pemakaman Lev

"KAK! KAKAK!" Teriak Eza menepuk nepuk pipi Zas yg sudah tak sadarkan diri

.

Dokter sudah datang kerumah milik Zas dan Lev, rumah yg sempat di tempati Eza kemarin. Rumah itu Lev yg membelikan karena dulu Zas selalu uring-uringan jika bertengkar dengan ayahnya jadi Lev memutuskan untuk membelikan rumah untuk mereka berdua lagian letak perumahan itu juga tidak terlalu dekat dari berisiknya perkotaan, pas.

Dokter datang dan bilang jika Zas hanya pingsan karena syok. Dokter juga menyarankan untuk tidak membuat Zas stres karena Zas sedang hamil dan kondisinya sedang naik turun tidak stabil

Dan juga, Eza sudah menyuruh Xavier untuk pulang lalu kembali lagi besok. Eza takut jika kakaknya semakin syok karena bertemu Xavier

Lima belas menit yang lalu Eza membuat bubur untuk kakaknya tapi kakaknya tidak kunjung bangun bahkan sampai Eza selesai membuat jus kakaknya itu juga masih belum bangun hingga tiba tiba Eza mendengar jeritan dari lantai atas rumahnya

XAVIER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang