Walau

1.6K 91 2
                                    

Jangan lupa vote
Sama komen dong




.

"SERIUS LO BANG?!" Entah kenapa tapi Eza merasa sangat senang ketika Xavier bercerita jika ceweknya sudah sadar kemarin tapi kembali tidur panjang karena syok

"Iya serius, seneng banget gua. Habis itu gua langsung shalat subuh njim syukur banget sama tuhan"

"Gua ikut seneng dengernya, kira kira kapan lagi cewek lo itu bangun?" Tanya Eza karena penasaran

"Gua juga gak tau Za tapi kata dokter gak lama ini pasti bangun lagi, dia cuman lebih butuh seseorang yg nemenin dia atau ngajak dia cerita, gitu sih kata dokter" Xavier mengeluarkan sebuah kantong plastik dari dalam jaketnya. Kantong plastik itu berisi makan bekas dari club

"Kalo gitu lo temenin lah"

"Gua kan kerja, nanti kalo gua nemenin dia di rumah sakit terus yg kerja siapa?"

"Mau Za?" Tawar Xavier

"Etdah apa tuh mau lah, tumben banyak duit lo bisa beli kentang goreng gini tapi masa di taro di plastik kresek anjir gak estetik banget" tangan Eza mengambil segenggam kentang goreng dari plastik hitam itu lalu menatap kentang goreng itu dengan tatapan penuh tanya "lo beli di mana bang napa kentangnya letoy gini" tanya Eza masih menatap sinis pada kentang goreng di tangannya

"Leles"

"Uhuk uhuk uhuk" Eza terbatuk batuk dan mengeluarkan semua kentang goreng yg sudah ia lahap dahulu

"Uhuk uh-apa?! Lo leles? Leles kentang goreng dimana anjir" kata Eza remaja itu penuh penekanan

"Di club"

"BANG LO SERIUSAN LELES?!" mata Eza rasanya sudah mau keluar dan bibirnya terbuka namun masih mengunyah kentang goreng yg beberapa detik lalu ia masukkan ke mulutnya

"Iya"

"Gak malu lo?"

"Ya malu--tapi gimana lagi. Mau makan di warteg aja gua mikir berkali kali Za, nanti kalo gua makan di warteg terus anak sama cewek gua makan apa? Kalo cewek gua bisa makan kek normal aja gua udah seneng. Lah ini mau makan sama minum aja di bantu infus mana mahal banget lagi, udah gitu satu hari abis sampe dua infus apa gak cengep gua" ada rasa letih di setiap kalimat yg Vier ucapkan, tapi mau bagaimana lagi memang sudah begini seharusnya dan ini juga sudah menjadi tanggung jawabnya

"Lo gak jijik Za? Makan makanan bekas gini" tanya Vier lagi

Eza diam, dia cukup bisa memahami apa yg sedang Vier rasakan saat menjelaskan kondisinya, rasanya Eza ingin membantu tapi Vier selalu menolak apa yg ia berikan Eza jadi tidak tahu harus berbuat apa

"Gak. Gua gak jijik makan gini, kenapa harus jijik lagian ini juga masih bagus masih enak masih layak di makan. Kadang heran sama orang yang makan di tempat mahal tapi makanannya gak di abisin" gantian, sekarang Eza yg memegang plastik itu

"Dulu gua juga gitu. Sekarang baru berasa nyesel nyeseknya. Nahan laper pas pagi buta karena gak ada uang. Dulu, gak pernah tuh gua bawa botol minum sekarang botol bekas air mineral gua jadiin tempat botol minum" Xavier tersenyum hambar mengingat dia yg dulu sangat bertolak belakang dari dia yg sekarang

Mereka berdua saling berbagi cerita di trotoar sore itu

Xavier yg terus bercerita soal ceweknya (zas) bahkan kadang Eza heran apa benar ada laki-laki yg setulus Xavier mencintai wanitanya

Dan Eza yg bercerita tentang gadisnya, Aya. Gadis itu sangat keras kepala semakin hari, sempat terlintas di kepala Eza untuk menghamili Aya seperti yg di lakukan Xavier tapi setelah mendengar cerita Xavier, Eza mengurungkan niatnya haha

XAVIER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang