Alasan

1.5K 99 0
                                    

.

Jangan lupa vote okay?
Sama komen juga dong part ini gimana feelnya

.

Zaskya Meicha, nama yang unik. Mei karena dia lahir di bulan mei, nama panjangnya di ambil karena dulu saat mengandungnya, mamahya sangat menyukai wanita Arab bernama Zaskya Meicha. Wanita itu seperti ibu Kartini jika di Indonesia bedanya dia di Arab.

Saat mengandung Zas, mamahnya sangat suka menonton film Arab katanya agar anaknya mirip artis Turki, lah?! Apa hubungannya Arab sama Turki?!

Dulu saat mengandung Zas juga mamahya selalu mengikuti pengajian, ceramah ustad, shalat full gak ada bolongnya eh yang keluar malah kaya gini. Boro-boro shalat, percaya sama tuhan aja enggak.

"Tuhan itu gak ada. Semesta tercipta karna peristiwa jutaaan tahun lalu, bumi ada juga karna itu, manusia ada karna berhubungan badan, rejeki juga di cari pake usaha sama keringet bukan pake doa. Soal mati sama hidup ada di tangan manusia itu sendiri" papar Zas.

"Nyatanya hidup lebih baik ketika manusia gak percaya takdir tuhan" sambungnya lagi setelah beberapa menit diam.

"Takdir dan dosa cuman alasan biar manusia gak lupa sama dia di indahnya dunia yg bisa buat yg nyata aja di lupain apa lagi yg gak nyata kaya dia" Di hadapan Xavier dengan lantang Zas mengatakan jika dia tidak percaya Agama.

"Tapi lo percaya tuhan kan?"

"Dulu"

"Kok dulu?"

"Sebelum dia ambil separuh jiwa gua ikut sama Lev. Setelah itu sepenuhnya gua gak percaya tuhan" gelas piala berisi susu di teguk habis oleh Zas sedangkan Xavier, lelaki itu curang, dia minum di gelas piala berisi anggur tahun 1960.

Zas tersenyum tipis membayangkan bagaimana panasnya anggur membakar tenggorokannya. Pasti dia akan tidur nyenyak malam ini dan melupakan jika besok dia harus berakting menerima keadaan.

"Sisa separuh"

"Udah hilang. Semuanya"

"Habis, gak tersisa kecuali raga kotor dengan jiwa yg kosong"

"Kalo gitu izinin gua ngisi jiwa itu"

"Percuma. Gua cuman jadi jiwa baru dengan raga yg kotor, raga yang selalu gua benci setiap harinya"

"Jadi sama sekali gak ada kesempatan?"

"Memang dari awal lo gak punya kesempatan 'kan"

Xavier diam. Bibirnya terangkat sedikit saat mendengar jawaban Zas, sedikit banyak dia kecewa tapi ini lah konsekuensi yang harus ia hadapi, di benci dan di tolak mentah mentah oleh wanita yg ia cintai beberapa bulan ini.

Jam sudah menunjukkan pukul satu malam tapi dua insan itu masih terjaga dan tak menunjukkan tanda-tanda mengantuk. Di meja makan mereka duduk berhadapan, Xavier yang selalu bertanya mengorek lebih dalam tentang Zas dan Zas yang hanya diam, menjawab jika di tanya.

"Lo punya planning?" Ragu-ragu Xavier bertanya karena ini termasuk privasi dari Zas tapi dia juga ingin tahu.

Zas menenggak susu di gelasnya, meletakkan kaki gelas piala itu di atas meja dengan anggun lalu menghela nafas menatap kearah Xavier, ia amati mata lelaki itu dalam-dalam "banyak"

"Contohnya?"

"Punya rumah di pinggir hutan pinus. Depannya harus ada danau kecil yang bisa gua pandangi ketika sore sama suami gua"

"Terus?"

"Liatin anak-anak tumbuh remaja sampe dewasa, itupun kalo gua masi bisa hidup sampai selama itu"

XAVIER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang