Kenangan

1.5K 96 0
                                    

Jangan lupa vote okay?

.

.









Sejak pagi tadi hingga sekarang menuju Maghrib wanita hamil itu baru kembali kerumah, memang sih dia sudah bilang dari kemarin pada Xavier jika ia ingin ke pemakaman tapi kan tidak sampai sore begini apa lagi kan dia sedang hamil, di pemakaman sendiri apa gak ngeri tuh.

Singkat cerita, setelah pagi yg menggemparkan itu karena Zas pingsan di kamar ia langsung di bawa kerumah sakit dan menjalani rawat inap selama dua hari dan kata dokter ini hanya gejala kehamilan juga karena terlalu banyak pikiran.

Beberapa wanita hamil memang memiliki gejala yg berbeda beda, ada yg tidak memiliki gejala alias tidak nyidam dan tidak muntah-muntah, ada juga yg muntah muntah hingga tidak bisa menerima asupan sedikitpun selama hamil. Dan seperti Zas ini termasuk gejala kehamilan yg parah karena perutnya selalu keram setiap malam hingga membuatnya terus terjaga setiap malam.

Setelah Zas sudah di bolehkah pulang oleh dokter, besok paginya Zas langsung pergi kemakam Lev. Ia begitu merindukan sosok lelaki itu selama di rumah sakit kemarin, ia rindu harum parfum Lev, harum tubuhnya setelah mandi, suara langkah kakinya, belakang punggung Lev yg lebar juga tegap terlihat berisi, halus rambutnya, semuanya. Zas merindukan semua hal yg ada pada Lev.

"Dari mana tuh jam segini baru balik" oh tuhan jangan lagi. Zas sudah cukup lelah hari ini karena menangis seharian lalu sekarang masih ada saja yg mengganggu.

"Duh jadi curiga" dengan nada yg di buat buat julid, mamah Xavier menatap rendah Zas yg melewatinya tanpa menyapa atau menatapnya tentu ia merasa di sepelekan. Jujur harga dirinya sedikit, ralat! Sangat tersentil apa lagi ia orang tertua dirumah ini.

"Heh! Kamu bisa sopan gak sih sama orang tua?!" Yola menarik lengan Zas sehingga wajah lelah Zas terpampang di depan wajahnya.

"Maaf, saya lagi cape tolong jangan ganggu saya" mohon Zas bersuara lirih.

"Abis ngapain kamu?! Di pake sama om om ya makanya cape" tuding Yola sangat pedas.

"Kalo anda lupa, mulut anda bisa saya beli"
Monolog Zas menatap sama angkuh dengan Yola.

"Mulut kamu!"

"Lebih baik didik anak anda agar tidak sampai memperkosa saya, setelah itu baru tuduh saya dengan tudingan anda" Zas menghentakkan lengannya meninggalkan Yola yg sudah diam seribu bahasa.

Beruntung Zas kembali tepat waktu karena setelah dia masuk ke kamar, hujan langsung turun sangat deras beserta guntur

Tak berselang lama Xavier juga kembali dengan baju yg sudah basa kuyup, Zas yg melihat itu hanya menatap malas pada Xavier lalu berjalan kearah lemari pakaian masih dengan menggunakan handuk karena dia juga baru selesai mandi.

"Baru mandi lo?" Pertanyaan apa ini! Jelas jelas rambut Zas masih basah bahkan air masih menetes dari ujung rambutnya lalu dia bertanya seperti itu ya tentu saja tidak di jawab Zas. Kurang kerjaan menjawabnya.

"Udah makan?" Tanya Xavier sambil membuka jaket dan kaos yg sekarang sudah tergeletak di tempat pakaian kotor.

"Belum" Xavier menghampiri Zas yg sedang memilih milih baju, dia juga ingin mencari baju "kenapa" mereka bersejajar "muntah" alasan Zas padahal ia lupa makan karena sedari pagi menangis di makan Lev.

"Mau makan apa?"

"Gak, gua mau tidur aja. Cape" di detik itu juga Zas melorotkan handuknya tanpa memikirkan Xavier yg ada di sampingnya dia memakai bra yg terlihat---sudah tidak muat, payudara Zas menyembul tak muat dari mangkuk bra.

XAVIER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang