Juga

1.3K 99 0
                                    

Jangan lupa vote okay?
sama komen jg

.


.



Sejak pukul tiga pagi Zas sudah bangun, tidak! Ralatnya sejak semalam Zas memang tidak tidur. Mungkin dia belum terbiasa berbagai ranjang dengan seorang pembunuhan jadi dia selalu merasa gelisah ingin menikam Xavier disaat tidur seperti ini.

Entah sudah berapa kali ia mengganti posisi tidur hingga pergerakannya membangun Xavier. Lelaki itu hanya memejamkan matanya meskipun ia sadar jika Zas sedang gelisah dan tak bisa tidur.

"Kenapa?" Tanya Xavier mencoba duduk menatap Zas.

Masih diam.

Wanita itu tidak menjawab pertanyaan Xavier dan memilih memunggungi Xavier.
Tanpa perintah Zas, Xavier menyibakkan sedikit kaos kebesaran Zas lalu memijat bagian pinggang wanita hamil itu. Memijatnya dengan telaten, sedikit lembut tapi terlihat begitu mahir.

Zas yg merasakan itu hanya diam saja karena memang benar jika pinggangnya sangat pegal dan perutnya selalu keram jika menjelang pagi seperti ini.

"Masih sakit?"

"Mau di buatin susu anget?" Lagi lagi Zas tak menjawab pertanyaan Xavier, hal itu tentu membuat Xavier sedikit..... Kecewa.

"AC nya matiin aja ya? Dingin, nanti masuk angin"

"Jangan" Xavier hanya mengangguk sedikit lalu menaikkan selimut mereka agar Zas tidak terlalu kedinginan

.

"Wah wah tuan putri udah bangun. Silahkan duduk tuan putri, tuan putri mau makan apa?" wanita tua itu semakin mengesalkan saja setiap harinya. Sekilas sebuah rencana di otak Zas muncul untuk menusuk lidah wanita itu dengan garpu di depannya agar diam.

"Orang tua kamu gak pernah ngajarin sopan santu ya sama kamu?" Zas masih diam tak memperdulikan mamah Xavier yg sibuk mencelanya padahal di meja itu terdapat Sandra, Ando dan beberapa asisten rumah tangga.

"Em... Zas sini duduk, kamu mau susu atau teh hangat?" Ucap Sandra agar mertuanya itu tidak menjudge Zas lagi.

Zas tersenyum menatap Sandra "susu aja"

"Udah berapa bulan?"

"Mungkin lima"

"Kenalin, aku Sandra. Ini suami aku dan anak kecil itu anak aku, kita belum kenalan kan"

"Aku Zas. Zaskya meicha"

"Iya aku tau kok"

"Kamu kalo ada apa apa bilang aku aja atau bilang sama bik hani" Sandra menujukan salah satu asisten rumah tangga yg posisinya di ujung sana "itu bik hani"

"Kalo yg ini?" Giliran Zas menunjuk kearah wanita yg tadi menjudgenya yaitu mamah Xavier.

"Itu mamah"

"Astaga! Aku pikir dia pembantu"

"HEH JALANG! JAGA SOPAN SANTUN KAMU! Saya pemilik rumah ini kalo saya gak suka kamu bisa angkat kaki dari sini"

"Jalang?"

"Iya! Kenapa? Gak suka!"

"Kalo saya jalang terus sebutan apa yg pantas buat anak anda? Binatang? Bajingan? Bahkan kata kata buruk sekalipun gak akan cukup untuk menjabarkan keburukan anak anda"

"Maaf. Sebelum anda mencela saya lebih baik anda mendidik anak anda agar berperilaku seperti kodrat manusia sebenarnya"

Byar

XAVIER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang