Rindu

2K 114 0
                                    

.

Jangan lupa vote okay?

Sama komen soalnya aku suka bacain komen kdg aku ss jg hahaha norak bgt aku tp mmg se-kajhajakjsbs itu. Gk bsa di jlsin huhuhu😭





.






Waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi tapi itu tidak membuat Zas tidur semakin nyenyak tidak seperti Eza dan Xavier yg tidur di bawah sana. Awalnya Zas menyuruh Eza untuk tidak menginap di rumah sakit bersamanya tapi Eza begitu kekeuh apa lagi tiba tiba Xavier juga ikut ikutan bersama Eza juga

Zas sedikit risih dengan keberadaan Xavier tapi ya sudahlah, itu juga di lakukan Xavier untuk menjaganya begitu pikir Zas.

Pelan pelan Zas melangkahkan kakinya menghampiri Eza yg tertidur di sofa sedangkan Xavier tertidur di bawah Eza, di sebuah karpet baldu. "Za... Za..." Zas menggoyangkan lengan adiknya agar terbangun tapi Eza sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda terusik

"Eza..." AC sudah di turunkan menjadi 12° derajat celcius tapi tetap saja badan Zas berkeringat, kepalanya sakit tidak tertolong seperti ada sebuah peluru menembus kepala bagian kanannya lalu tembus ke bagian kiri kepalanya, badannya panas berkeringat dan tanpa Zas sadari darah sudah mengalir dari hidungnya

"Zas?" Xavier langsung bangkit dari tidurnya tanpa memperdulikan nyawanya sudah terkumpul atau belum. Dia bangun karena mendengar suara rintihan dari Zas

Sekuat tenaga Zas berpegang pada pinggang sofa agar tidak terjatuh
"Zas lo mimisan lagi?!" Dan benar saja saat Xavier sudah mencapainya, Zas langsung ambruk namun masih terjaga

"Gua panggil dokter sekarang"

"Jangan, atau lo gua bun-"

"Atau lo mati" potong Xavier dan Zas langsung pasrah saja karena untuk melihat saja pandangannya terasa putih, ia sudah terlalu lemas untuk adu mulut dengan Xavier

"Nuh..."

Dokter datang beberapa menit setelah Xavier menekan tombol darurat dan karena kericuhan dari para dokter Eza pun ikut terbangun dengan wajah bertanya tanya, ada apa ini?!

"Kami sudah memberi obat penenang pada Zas agar dia tidur tanpa gelisah" semua mata di ruangan itu melirik Zas yg sedang tertidur

"Setelah kami periksa, sel darah milik Zas termasuk kedalam kategori ganas. Banyak pasien mengidap leukimia seperti Zas, pada penderita CLL sekitar 60-80% nya memiliki survival rate 5 tahun. Sedangkan sekitar 34% memiliki survival rate 10 tahun, Zas bisa mengikuti program kesembuhan dengan rutin kemoterapi setelah melahirkan, tapi itu juga berjalan lama mengingat kanker darah Zas ganas"

"Pada penderita kanker darah ganas akan membutuhkan sembilan sampai dua belas kali kemoterapi itupun setiap kali kemoterapi akan berlangsung selama tiga munggu. Itu akan memakan waktu lama. Semuanya sangat sulit tapi mari kita serahkan ini kepada tuhan yg maha kuasa"

"Oh iya, jika nanti Zas terbangun di malam hari dengan keringat yg banyak itu adalah hal wajar untuk seorang penderita kanker darah, kalian juga harus bisa membedakan mual masa kehamilan dan mual gejala kanker darah, pegal pegal di area betis itu juga gejala kanker darah jadi.... Saya harap kalian sabar akan keluhan Zas nantinya"

Xavier mengangguk mendengar penjelasan dokter Sem sedangkan Eza, laki-laki itu sejak tadi duduk di samping kakaknya. Menggenggam jemari Zas dengan erat, ia tidak boleh menangis di saat seperti ini! Ini bukan hari kematian kakaknya jadi tidak akan ada air mata yg keluar!

Usai dokter Sem keluar ruangan Zas, Eza membuka suara "sampe kapan kakak gua nahan sakit sakitnya demi anak haram lo itu! Anak lo itu cuman jadi benalu buat kakak gua!" Dengan perasaan sedih, marah, gelisah, takut, Eza melampiaskannya kepada Xavier yg hanya bisa diam tak dapat membalas ucapan Eza karena sedikit banyak apa yg di ucapkan Eza benar

Jika bukan karena anaknya pasti Zas sudah kemoterapi sekarang juga dan tentunya Zas tidak akan merasakan sakit sendirian
Saat orang lain mengatakan jika anaknya adalah anak haram rasanya.... Begitu campur aduk tapi lagi-lagi Xavier harus tau diri bukan?

"Dan lagi. Kapan lo ada rencana buat ngasih tau kakak gua kalo dia lagi hamil dan Lev udah gak ada karena bapak dari anak yg dia kandung?"

"Gua.... gak bisa kasih tau dia sekarang Za"

"Kenapa?! Takut lo kehilangan kakak gua? Takut dia benci sama lo? Atau takut anak lo tiba tiba di gugurin sama kakak gua?"

"Iya. Gua takut sama semua resikonya. Gua belum siap kalo harus nerima resikonya Za. Gua masih mau gendong anak gua, gua masih mau liatin muka tenang kakak lo pas tidur kaya gini" pandangan Xavier tak lepas dari wajah tenang Zas. Wajah itu begitu tenang dengan beberapa helai rambut menutupi pipi wanita itu, lucu.

"Tapi kakak gua harus tau, mau lo sembunyiin rahasia ini sedalam-dalamnya cepat atau lambat kakak gua pasti bakal tau entah dari mulut orang lain atau dari mulut kita"

"Gua belum siap Za. Berat buat gua"

"BUAT GUA JUGA! APA LAGI DIA KAKAK GUA!" Sarkas Eza

"Gua takut dia benci sama gua dan gugurin anaknya"

"Anak lo kalo lo lupa, karena kakak gua gak akan pernah nganggep anak lo ada gua pastiin itu"

"Kalo lo tau itu kenapa masi maksa gua buat bongkar semuanya!"

"Karna ini resikonya dan lo harus terima resiko dari kelakuan binatang lo ini!" Emosi Eza sudah di ambang batas. Demi tuhan Eza ingin membunuh Xavier sekarang juga, bisa bisanya Xavier bersuara keras di depan mukanya setelah menghancurkan hidup kakaknya

"Gua udah nerima resikonya jauh hari dari Zas koma, gua juga udah nerima karmanya terus apa lagi sih! Gua cuman gak mau dia pergi dan anak gua pergi!" Ayolah Xavier. Ini belum seberapa dari apa yg kau berikan tak seberapa pada Zas tapi cukup membuat wanita itu ingin mati tentu jika rahasia ini sudah terbongkar

"Kok lo jadi nyolot sih? Lo sadar anjing! Posisi lo! Sadar anjing!"

"Iya gua sadar! Gua cukup sadar dan sabar selama ini! Sadar sama status gua dan Zas, sabar nunggu Zas bangun, sabar sama semua hinaan lo tentang anak gua. Gua sabar Za!" Meskipun sudah di utarakan semua perasaan yg mengganjal di hati Xavier tapi rasanya masih tidak cukup. Ia masih belum puas akan penjelasan panjang lebarnya tadi

Masih banyak lagi hal yg ingin Xavier utarakan dengan menjerit di depan muka Eza tapi rasanya tidak dewasa jika seperti itu

"Oh bagus dah kalo gitu"

"Setelah kakak gua balik dari sini, dia harus tau, harus. Biar dia gak salah berfikir kalo lo sebaik itu"

"Za apa apaan sih lo! Lo jangan coba-coba ya kasih tau Zas!"

"Takut kedok lo kebuka?"






1000 kata

Jangan lupa vote oky?

Sama biasain baca apa apa jangan di langkah"in nanti kalian gak mudah mengerti jadi. Udh sih itu aja hehe

Makasih yg udh baca sm vote trs komen lgi beuh ga ngotak tuh auranya

XAVIER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang