Jangan lupa vote okay?
Sama komen dong soal mood.
.
Hari ini terasa lebih melelahkan dari hari hari sebelumnya, Zas baru kembali dari rumah sakit untuk cek kandungan dia juga baru kembali dari pemakaman untuk mengunjungi Lev sore tadi tapi karena kendaraan umum menuju rumahnya sulit di jumpai jadi Zas baru sampai kerumah pukul delapan malam.
Baru saja Zas menginjakkan kakinya selangkah memasuki rumah "Dari mana lo?! Ini udah jam berapa?! Lo gak mikir gua di rumah khawatir nyariin lo udah malem tapi gak balik balik" amukan Xavier yang ia dapat saat baru memasuki rumah.
Zas menghela nafas berat, ia sungguh lelah, kakinya terasa mau copot dari tempatnya.
"Dari rumah sakit, cek kandungan. Kata dokter janinnya sehat.""Tau gak kalo janinnya kembar?" Sambung Zas lagi.
"Apa? Kembar?"
"Iya. Terus kata dokter, bulan depan di suruh cuci darah."
"Uang kita masi ada gak?" Zas kembali bertanya
"Ada tapi gak banyak."
"Kalo buat cuci darah bulan ini aja bisa gak? Kalo gak ada juga gapapa sih ga bakal kenapa napa juga, memang alay aja mereka."
"Tinggal 150 ribu Zas. Janinnya beneran kembar?" Dan di jawab deheman saja oleh Zas. Terlihat di wajah Xavier ada guratan senyum kebahagiaan tapi juga ada raut takut.
"Tadi pas mau pulang. Di toko buku depan nerima karyawan baru, gua nyoba ngelamar disana bisa gak ya?"
"Apa apaan! Kandungan lo udah 8 bulan Zas. Gua gak mau lo kenapa napa apa lagi lo belum cuci darah. Biar gua aja yang kerja, lo di rumah aja jangan ngapa-ngapain. Gua usahain minggu ini dapet duit buat cuci darah."
"Gak perlu, uangnya bisa gak buat biaya operasi aja? Gua bener bener takut melahirkan."
Tiga bulan yang cukup menghantam diri Zas. Dua bulan lalu saat usia kandungannya berumur 6 bulan dokter bilang kanker darah Zas sudah stadium 3. Berat badannya turun drastis setelah mendengar kabar itu, dua minggu pertama di beri tahu dokter jika dia sudah masuk stadium 3 ia baik baik saja seperti biasa malahan Zas jadi lebih sering tersenyum, juga lebih perhatian pada Xavier.
Empat minggu setelah itu barulah Xavier sadar jika wanitanya mengalami depresi berat. Untung siang itu Xavier pulang cepat, jika tidak sudah pasti anaknya sudah tidak ada karena Zas memukul serta menusuk perut nya sendiri dengan pisau.
Zas mulai menjambaki rambutnya sendiri karena rontok terlalu banyak di sisir. Zas juga akan memukul hidungnya jika darah keluar dari sana. Xavier juga ikut gila melihat kondisi Zas, sampai kemarin, Eza mengunjungi Zas disitu lah Zas mulai membaik, Aya juga datang dan memberikan mawar hitam kesukaan Zas.
Saat melihat mawar hitam Zas jadi merasa hidup lagi, mawar itu penuh dengan rahasia. Aya datang dan menceritakan bagaimana sahabat Zas dulu sangat merindukan dia, Cleo, Zora dan Dea belum tahu jika Zas masih hidup.
Aya menceritakan hal lucu yang mereka bertiga alami tanpa Zas, wanita itu hanya tersenyum simpul terlihat bahagia juga puas jika sahabatnya mulai mengikhlaskan dirinya.
"Uang operasi udah gua sediain kok, ga usah khawatir lagi ya. Yang terpenting sekarang lo sehat, gak usah mikirin yang lain lain." padahal uang sepeser saja ia tidak pernah siapkan untuk persalinan tapi demi tidak membuat Zas banyak pikiran ia harus berbohong kali ini.
"Udah makan?"
"Belum, gak ada uang tadi."
"Sini makan, gua bawa ayam buat lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
XAVIER (END)
Teen FictionKecelakaan 7 bulan lalu membuat gadis cantik itu terbaring di kasur dengan mata tertutup sepanjang hari juga bunyi monitor sesekali menjadi alunan musik terfavorit Zaskya Tak lupa janin yang semakin hari semakin membesar didalam rahim 'putri tidur'...