Jgn lupa vote dan komen ya biar aku makin semangat nulisnya
•••••
Hppy reading...
Ando tertegun diam lalu bersandar pada dinding rumah sakit karna kakinya seketika begitu lemas setelah melihat putri tidur yg sudah dua bulan ini tak ia kunjungi begitu berbeda
Wanita muda di hadapannya itu seumuran dengan adik perempuannya dan sudah beberapa bulan ini ia menganggap Zas seperti adiknya juga, lalu kenapa rasa ini begitu menyesakkan tuhan
Selama Vier menjalani sidang karna kasusnya yg mengakibatkan satu lelaki paling berharga di hidup Zas tiada, Ando lah yg merawat Zas. Menjenguknya sebelum kerja dan sepulang kerja bahkan hari weekend nya juga ia sempatkan untuk sekedar melihat mata terpejam itu
Sebagai seorang kakak pertama ia lah yg harus tegas pada adik adiknya. Sangat menyesal dirinya setelah membabi buta adik laki-laki nya itu tapi bagaimana lagi rasa kecewa sudah membuatnya bertindak kesetanan
Ia pikir banyaknya pukulan akan sembuh dengan sendirinya tapi satu pemerkosaan tidak akan pulih dengan sendirinya
Wajah cantik alami dari sang putri tidur masih saja bersinar meskipun sinar kehidupannya sudah redup, kulit putih pucat dengan helaian rambut gugur pada lantai putih ruangan itu manambah aura tersendiri dari seorang Zas
Ando begitu tak tega jika harus menatap jasad bernyawa tak berpemilik itu.
Tanpa ando sadari beberapa orang dokter mulai keluar dari ruangan Zas
"Ando?" Sapa dokter sem"Iya dok. Sudah siap pemeriksaannya dok? Gimana kondisinya, makin membaik atau makin buruk?"
"Sudah lama kamu tidak menjenguk Zas, belakangan ini kondisinya semakin buruk bahkan beberapa hari lalu detak jantung nya sempat berhenti"
"Huh?? Kok bisa dok? Kenapa saya tidak di kabarin??"
"Ada adik kamu, Vier. Jadi saya gak harus menganggu kesibukan kamu oh iya do ada yg ingin saya bicarakan sama kamu"
"Saya bakal sempet sempetin dok kalo memang kondisinya bener bener ga baik, kalo mau telfon saya gapapa dok malahan lebih baik. Berhubung saya juga ingin bicara dengan dokter"
"Oh bagus itu, silakan kemarin kita bicara di ruangan saya saja" tawar dokter sem
Mendengar itu ando segera mengikuti dokter sem kearah ruangannya
••••••
Sudah dua jam Xavier berdiri di depan tembok transparan ruangan Zas entah apa yg ia pandangi hingga tak ingin berpaling sedikit pun dari sana, malam ini ia berencana akan menemani wanita yg sedang mengandung anaknya itu meskipun tak di perbolehkan masuk sama sekali, ternyata berdiri sambil memandangi wajah damainya dan menebak nebak masa depan dengannya lebih menyenangkan
Singkat cerita setelah Ando berbincang dengan dokter sem ia begitu naik pitam dan menyuruh Xavier datang kerumah sakit secepatnya dan benar saja Ando mulai kesetanan lagi memukuli Vier membabi buta bahkan Ando sempat menginjak injak adik laki-lakinya itu padahal beberapa staf rumah sakit sudah mencoba menghentikan Ando tapi sama sekali tak membuat Ando menghentikan kegilaannya itu
Syukurnya sea, anak ando. Menangis di telfon dan menyuruh Ando segera pulang sehingga ia tak sempat membunuh adiknya
Beberapa perawat sempat menyuruh Vier untuk sekedar membersihkan atau mengobati lukanya tapi dia benar-benar tak mau
KAMU SEDANG MEMBACA
XAVIER (END)
Teen FictionKecelakaan 7 bulan lalu membuat gadis cantik itu terbaring di kasur dengan mata tertutup sepanjang hari juga bunyi monitor sesekali menjadi alunan musik terfavorit Zaskya Tak lupa janin yang semakin hari semakin membesar didalam rahim 'putri tidur'...