Di Akhiri

2.2K 99 6
                                        

.

Vote okay?
Follow juga sabi kali haha

.

.

Sudah terhitung satu bulan dari usaha Zas kemarin yg mencoba bangun, menggerakkan jasad bernyawa itu walau hanya sedikit saja tapi tetap tak bisa! Hanya ujung jarinya saja yg terakhir kali dapat ia gerakkan itu pun sudah dua minggu lalu

Orang pertama yg menyadari pergerakan jari Zas adalah Xavier. Waktu itu, di jam sebelas malam kejadiannya. Ia terjaga untuk beberapa malam karena tubuh Zas yg tiba-tiba mengalami kesulitan bernafas jadi Xavier bergadang untuk mengawasi monitor sialan itu! Pergerakan garisnya sangat lambat dan tipis! Sialan!

Untungnya sekarang sudah membaik, sudah seperti biasa. Zas juga sudah selesai terapi tinggal menunggu waktu bangunnya saja tapi memang benar-benar tidak bisa, sulit.

Perut buncit Zas mulai menonjol dari balik kemeja rumah sakit yg ia kenakan, lagi pula sudah lebih dari tiga bulan kandungan tersebut jadi sudah terlihat buncitnya ya meskipun tidak sebuncit orang normal hamil. Sampai detik ini masih tidak ada hal hal yg mengancam Zas dan bayinya jadi Xavier sedikit longgar

Ah, Xavier juga semakin dekat dengan Eza. Entah apa yg membuat mereka bisa akrab tapi mereka akrab sesekali Xavier bercerita pada Eza bagaimana sulitnya ia mencari uang untuk biaya terapi wanitanya, dan sesekali Eza bercerita tentang rasa rindunya pada kakak perempuannya

Tak jarang juga Eza bercerita tentang keluarganya yg--sangat miris.
Juga tentang Aya, wanita yg selalu mengigau membahas kasta dan derajat

Xavier hanya mendengarkan, ingin menjadi pendengar yg baik untuk Eza agar suatu saat nanti ketika semuanya terbongkar, ia tidak terlalu menyesal karena tidak mengenal Eza sejak dulu

.

"Za, nanti kalo cewek gua udah bangun. Gua ajak ketemu deh sama lo kayanya dia juga kangen" sama lo Za' sambung Vier di dalam hati

"Wah enak nih gua juga penasaran sama cewe itu" balas Eza sambil menyeruput es teh manis di warteg pinggir kuburan

"Buruan anjing gua dah telat kerja nih"

"Ya elah sabar nih teh manis sayang, boleh bawa balik kaga sih?"

"Seruput aja, telen sekalian sama es batunya" Xavier berjalan hendak membayar makanan yg sudah mereka habiskan sejak dua puluh menit yang lalu tapi Eza dengan sigap menahan uang Xavier

"Biar gua aja yg bayar, lo simpen aja duit lo buat bayar terapi cewek lo"

"Gak usah, gua juga ada duit ini kalo cuman bayar makan aja" timpal Xavier tak mau kalah. Xavier terlalu segan pada Eza karena Eza sering sekali membayar makanan mereka atau menghutanginya ketika jadwal terapi tiba dan uang Xavier hanya dua puluh ribu

Dua puluh ribu itu pun hasil tip yg ia dapat dari mengantar paket langganannya
Uangnya sudah habis ia gunakan seluruhnya untuk biaya terapi Zas bahkan Xavier sudah berhutang gaji dua bulan kedepan pada atasannya jadi otomatis Xavier tidak akan mendapat gaji di bulan depan dan bulan depannya lagi karena sudah ia pinjam di muka.

Gaji dua bulan kerja Xavier tak mampu membayar separuh dari tagihan terapi Zas jadi dengan wajah tembok Vier berhutang pada Eza dan diam diam menelfon kakak iparnya, Sandra. Meminjam uang dari Sandra yg jika Ando tahu sudah wajib ia akan babak bunyak lagi

"Bacot lo miskin udah gua aja yg bayar ribet banget dari tadi" tiba-tiba Langit muncul dari belakang mereka

Masih ingat Langit? Sahabat Zas dan Lev sekaligus musuh bebuyutan Eza sejak jaman batu tua

XAVIER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang