23. Marah

642 73 0
                                    

"Lo gak pulang?" Tanya guan pada aera yang rebahan di depan Tv nya.

"Males" Balasnya sambil memainkan hpnya.

"Nekat banget sih lo? Gak kena marah emang?"

"Gak"

"Serah lo deh, gue tidur duluan"

Selepas guan pergi ke kamarnya, kini aera benar-benar sendirian di ruang keluarga milik guanlin. Kini ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 00.30

Jika dirinya dibilang ngantuk iya, tapi klo dibuat tidur tak bisa karena matanya masih sanggup untuk terbuka. Lantas ia sekarang bingung mau ngapain jika disana hanya ada dirinya saja.

Kini atensinya sepenuhnya mengarah pada hpnya, ia membuka aplikasi berwarna orange yang memiliki banyak hiburan untuk memanjakan matanya.

1 jam..
2 jam..

Bahkan 3 jam terlewati hanya untuk membaca dunia fantasi itu. Dirinya sebenarnya heran dengan apa yang sudah ia lakukan, ia selalu bertanya kenapa ia sangat ketagihan dengan sesuatu yang bahkan hanya sebuah imajinasi belaka? Bahkan dirinya mengakui jika dirinya bodoh, merelakan waktu tidurnya hanya untuk menamatkan cerita saja.

"Anjir udah setengah empat aja! Mana belum selesai lagi" Monolognya sambil melihat ke arah jam dinding.

"Bodoamat lah" Ucapnya lalu melanjutkan untuk membaca cerita tersebut.

Dirinya sangat menghayati ketika membaca cerita tersebut, terlihat jika sesuatu terasa sedih akan kisah yang diceritakan ia akan menangis, ketika konyol ia akn senyum-senyum sendiri. Sampai tak terasa matahari sudah memancarkan sinarnya melalui celah-celah gorden disampingnya.

"Udah bangun?" Tanya guanlin sambil mengucek matanya. Lalu keluar dan menghampiri aera dengan muka bantalnya.

"Gak tidur gue" Ucap aera berpindah posisi.

"Emang lo dah gila" Balas guanlin.

"Dah diem! Jangan ganggu" Sewot aera lalu melanjutkan membacanya.

"Udah woy, lo gak sekolah?!" Ucap guan sambil merebut hp aera, aera mau tak mau bangun untuk mengambil hpnya.

"Anjir!! Pusing pala gue!" Ucap aera sambil memegang keningnya.

"Nah loh!! Salah sendiri begadang!" Bukannya guan membantu malah dirinya menyalahkan.

"Anjiir!! Bantuin kek!! Pusing beneran gue!!" Ucap aera lalu tidur kembali.

"Yaudah gak usah sekolah" Balas guan enteng.

"Boleh juga" Ucap aera sambil menatap guan dengan senyum nakalnya.

Drtt..Drtt..

Belum juga rencananya dilakuin, udah ada aja halangan nya.

"Abang lo deh kayaknya" Ucap guan sambil memberikan hp tersebut pada pemiliknya.

"Gini nih gak enaknya klo punya keluarga" Ucap aera sambil mengibas-ibaskan hpnya.

"Makanya gue gak mau ikut keluarga gue balik" Ucap guan sambil terkekeh.

Aera segera mengangkat panggilan tersebut, sebelum benar-benar mengangkatnya dirinya melihat siapa yang meneleponnya dan tertera jelas nama doyoung disana.

Hm?

Kamu dimana?

Rumah temen

Bisa balik dulu gak?
Kakak mau pake mobilnya

Emang gak ada mobil?

Angel || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang