39. One Reason

295 33 2
                                    

"Hiks..."

"Udah ya nangisnya, aera nanti bakal pulang kok" Tenang doyoung sambil menepuk-nepuk bahu aeri.

"T-tapi sampe kapan hiks, udah 1 minggu lebih aera gak pulang, bahkan disekolah pun dia gak ada hiks.." Tangisnya semakin menjadi.

Jaehyun yang melihat dari pintu kamar aeri hanya mendesah kecil. Rasanya capek sampai-sampai kepalanya hampir pecah memikirkan masalah ini. Keluarga nya saat ini dalam kondisi tidak stabil, keadaan semakin lama semakin kacau tak terkendalikan.

Papanya yang semakin lama semakin gila kerja, suara isak tangis sang mama setiap malam terdengar lirih, jeno-jaemin yang setiap hari pulang malam, jisung yang selalu ke kamarnya setiap pulang sekolah, dan sisanya sibuk dengan aktivitas nya masing-masing.

Entah sampai kapan masalah ini akan usai. Dirinya pusing memikirkan situasi ini. Hal utama yang harus ia lakukan adalah mencari keberadaan aera, namun susah sekali menemukan nya seakan-akan ia hilang di telan bumi. Bahkan sahabatnya saja tidak tahu keberadaannya. Dengan perlahan jaehyun menghampiri sosok rapuh di depan sana.

"Udah ya nangisnya, gak capek hm?" Seulas senyum sendu ia terbitkan ketika melihat mata sembab sang adik.

"Mau jalan-jalan?" Tawarnya lagi yang hanya dibalas suara sesenggukan khas orang menangis.

"Yuk!" Ajak doyoung sambil mengulurkan tangannya, tak lama setelah itu aeri pun menerima uluran tangan doyoung.

"Siap-siap gih, kakak tunggu dibawah" Ucap jaehyun sambil mengusak rambut aeri sayang dan dibalas seulas senyum sendu di bibirnya.

Jaehyun pun segera kebawah, menuruni anak tangga satu persatu. Keadaan dibawah sini tak jauh beda dari keadaan sebelumnya. Tak ada kehidupan kecuali yuta yang sedang asyik mengerjakan laporan nya.

"Mau kemana?" Tanya yuta setelah melihat jaehyun merebahkan tubuhnya di seberang sofa.

"Jalan-jalan"

"Tumben? Sama siapa?"

"Sama adek"

"Baguslah" Senyum tipis yuta, kemudian kembali mengalihkan pandanganya ke arah laptop.

Hening, tak ada satupun percakapan setelahnya. Suara ketikan tangan pada keyboard yang menjadi pengisi suara dalam ruangan itu. Sayup-sayup ia mereka mendengar suara mobil yang diparkir ke arah garasi. Tak perlu membahas itu mereka juga tahu mobil siapa yang ada di luar sana.

Clak!

Suara pintu yang di dorong masuk tak membuat perhatian keduanya teralihkan.
Badan yang biasanya terlihat tegap kini terlihat lesuh, berjalan lunglai tak tentu arah.

Langkahnya terhenti ketika mendongak kearah tangga yang menampakkan wajah aeri.

"Mau kemana?"

Aeri melirik jaehyun yang nampak melamun sambil menatap plafon rumah dengan pandangan kosong, ketika ia hendak menjawab pertanyaan taeyong, perkataannya terpotong oleh suara doyoung yang juga baru keluar dari kamarnya.

"Gtw, noh tanya aja ke dia" Ucap doyoung sambil mengendikkan dagu ke arah jaehyun.

Taeyong melirik ke arah jaehyun yang kini beralih menatap ke arah aeri. Senyuman sendih itu tak luntur memandanginya.

"Jaeh?" Panggil taeyong sekali lagi.

Panggilan itu berhasil mengalihkan atensi jaehyun, "keluar bentar bang, emang kenapa?" Jawabannya atas pertanyaan taeyong tadi.

"Yaudah hati-hati, jangan pulang malem-malem" Ucapnya setelah itu melanjutkan langkahnya yang terhenti tadi.

"Have fun ya" Ucapnya pada aeri, kemudian mengecup dahi aeri singkat.

Angel || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang