26. Rumah Sakit

679 59 0
                                    

Mendengar suasana yang kurang kondusif, aera menepuk lengan jaehyun seraya berkata "Turunin"

"Gk, kamu masih lemes" Ucap jaehyun yang masih setia menggendong aera.

"Turunin jaehyun.." Ucap aera rendah.

Jaehyun pun mendudukkan aera di tepi trotoar, lalu membenarkan posisi agar aera tidak merasa sakit.

"Gak usah nunggu jeno, kalian ke rumah sakit aja dulu" Ucap aera sambil memegang perutnya.

"Kamu ngomong apa sih ra?" Jengah jaehyun mendengar omongan aera yang mulai melantur.

"Kita pesen taksi aja" Ucap taeyong sambil menyalakan ponselnya.

"G-gak us-usah, kelamaan" Ucapnya tertatih karena rasa sakit tersebut semakin terasa.

"Udah deh kamu jangan banyak ngomong dulu" Ucap jaehyun.

Aera yang memang bandel dan keras kepala tak memperdulikan mereka. Ia mencoba berdiri dan berjalan ke arah motornya terjatuh. Tapi belum juga selangkah ia melangkah, ia sudah terhuyung karena badannya terasa remuk dan lemas. Jaehyun yang melihat itu dengan sigap menangkap aera dari belakang, lalu menggendongnya kembali.

"Assh.." Desisnya karena menahan sakit.

"Bang, gimana?" Tanya jaehyun karena melihat aera yang semakin lemas.

"P-pake mo-motor aja" Ucap aera sambil menunjuk motor jisung dan motornya.

"Kamu gila?!" Ucap taeyong marah, tak habis pikir dengan saran aera.

"G-gue bisa mati klo nu-nunggu taksi lo itu!" Sentak aera sekuat tenaga.

Bersamaan dengan itu, darah segar keluar dari hidung aera. Jaehyun maupun taeyong yang melihat itu sontak panik.

"Hahhh..." Hela napas aera yang semakin terasa ringan.

"Ra! Jangan tidur dulu" Ucap taeyong sambil memukul pipi aera pelan, berusaha membangunkan aera agar tidak tertidur.

"S-sakit.." Lirihnya bersamaan dengan air mata yang lolos dari kelopak matanya.

"B-bang.." Panggil jaehyun senduh.

"Arghh!!!" Frustasi taeyong sambil mengacak-acak rambutnya karena merasa panik.

"Yaudah ayo kita ambil risiko!" Ucap taeyong sambil menatap jaehyun dengan mata senduh.

"Bang, s-serius?" Ucap jaehyun yang nampak tak setuju dengan saran taeyong.

"Trs gimana jaehyun?! Kita nunggu taksi sampe dia mati?!" Sentak taeyong.

Jaehyun segera menatap ke arah aera yang semakin lama semakin terlihat parah. Hatinya terasa sakit melihat aera seperti ini, rasanya dirinya sangat-sangat gagal untuk melindunginya.

"Y-yaudah, ayo" Pasrahnya lalu berjalan ke motor yang sudah terjatuh.

Taeyong membantu jaehyun mendudukkan aera dengan benar. Taeyong mengikat tangan aera agar setia memeluk jaehyun, mengikat dengan tali yang kebetulan ada di sekitarnya.

"Hati-hati bawanya, gue pantau dibelakang" Ucap taeyong sambil naik ke motor jisung.

Setelah itu jaehyun melajukan motor aera dengan aera yang bersandar di pundaknya. Jaehyun yang tak mau mengambil risiko terlalu parah pun melajukan motornya dengan kencang dengan satu tangan memegang tangan aera yang terikat di badannya.

Jalanan malam ini lumayan macet. Banyak orang lalu lalang kesana-kemari hanya untuk mengisi waktu luang. Jaehyun yang sudah kepalang panik sedari tadi terus membunyikan klakson motor dibantu oleh taeyong dibelakangnya. Jalanan yang awalnya lumayan padat, kini semua kendaraan membuka jalan untuk jaehyun. Setidaknya ia bersyukur dimudahkan dalam perjalanan.

Angel || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang