35. Hukuman

381 37 2
                                    

"Langsung aja, lo mau kasih hukuman apa buat gue?" Ucap aera datar sambil bersendekap dada di ambang pintu ruang osis.

Jeno yang duduk tenang di salah satu sofa hanya menatap jengah ke arah aera yang seperti menantang dirinya saat ini.

"Lari 5 putaran, sekarang!" Jawab jeno acuh tak acuh.

"Ck!" Decak aera malas.

"Ngapain?! Masih kurang??" Ancam jeno tak suka ketika mendengar suara decakan keluar dari mulut aera.

"Iya. Kurang." Balas aera penuh penekanan.

Jeno yang melihat respon aera hanya bisa menatapnya dengan datar, benci sekali dia ketika melihat wajah aera yang terlihat seperti mengejeknya.

"10 putaran tanpa henti. Sekarang" Finalnya lalu berdiri dan berjalan ke arah lapangan bertujuan untuk mengawasi aera.

"Oke!" Jawab aera sedikit bersemangat

"Sumpah ni anak aneh banget!" Batin jeno

Sesampainya di area lapangan, aera segera berancang-ancang untuk lari. Namun sebelum itu ia melakukan peregangan terlebih dahulu untuk meminimalisir kejadian yang tidak di inginkan.

Sedangkan jeno tetap mengawasi dari sudut lapangan sambil bersendekap dada.

Putaran demi putaran sudah aera lalui, sudah putaran ke 7 namun aera tak menunjukkan wajah letihnya, malah sebaliknya. Hal tersebut membuat jeno yang terlihat khawatir.

"AERA STOP!!!" Ucapnya lantang sambil berlari ke arah aera yang masih melanjutkan hukumannya.

"GUE BILANG STOP AERA!!!" Bentak jeno sambil merampas bahu aera agar  menghadap dirinya.

"Apaan sih?" Ucap aera sambil menepis kasar tangan jeno yang berada di bahunya.

"Cukup!" Ucap jeno dengan penuh penekanan.

"Apasih?? Lo yang hukum kok lo yang repot sih?" Kesal aera.

"Udah, cukup. Sekarang balik ke kelas" Ucap jeno sambil menunjuk bangunan sekolah dengan telunjuknya.

"Ck! Nanggung. Kurang 1 putaran lagi biar pas jadi 10" Ucap aera hendak melanjutkan lari nya, namun hal tersebut membuat jeno semakin geram dengannya.

"Lo ngerti bahasa manusia gak sih?! Gue bilang cukup yaudah!" Kesal jeno.

"Lo ngerti perintah gak sih?! Klo udah buat keputusan jangan suka diubah!! Gak konsisten!!" Ucap aera balik menyerang jeno.

"Mau lo apa sih?!" Jeno

"Lari!" Ucapnya kemudian melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.

"Haaahhh..." Hela napas jeno yang terdengar berat.

"Serah lo dah! Lo mampus bukan urusan gue" imbuhnya

Jeno kembali ke tempatnya semula, di ujung lapangan sambil melihat aera yang bertekad menyelesaikan hukumannya.

Bukan tanpa sebab jeno menghentikan hukumannya, tapi dia hanya khawatir jika hukumannya terlalu berat bagi aera. Karena peraturan sekolahnya menetapkan bahwa hukuman maksimal lari bagi siswi hanya 5 kali putaran saja, sedangkan siswa 7 kali putaran. Namun lihat saja sekarang bahwa aera menjalani hukumannya melebihi aturan yang ada.

"Haaahh..haahh..haahh.." Suara ngos-ngosan disertai keringat yang membasahi seluruh tubuh aera membuat jeno merasa bersalah, terlihat jelas dari sorot matanya itu.

"Sorry.." Ucap jeno sambil menatap aera.

"Hahh??" Bingungnya dengan suara yang bersamaan dengan suara menghirup napas.

Angel || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang