Fourth

1K 124 3
                                    

**** Eyes On You ****

Jaemin hanya terdiam saat teman-temannya dengan heboh berkenalan dengan haechan, bahkan mereka belum ada yang ke kantin padahal sudah jam istirahat.

Jaemin bukannya tidak senang, tapi jaemin hanya masih merasakan sedikit sakit dibagian kepalanya. Meskipun suara-suara anak kecil yang tadinya mengganggunya sudah menghilang.

"Jaemin?... kau baik-baik saja?, jaemin?", jaemin tersntak saat renjun menggoyangkan tangannya cukup keras.

"O?... kenapa?", tanya jaemin kebingungan. Dia baru sadar jika satu-persatu temannya mulai pergi ke kantin.

"Kau yang kenapa, kau melamun sejak tadi", kesal renjun. Jaemin tersenyum pahit lalu menggeleng.

"Aku akan pergi ke ruang kesehatan sebentar, kepalaku sedikit sakit", kata jaemin sembari beranjak dari tempat duduknya sementara haechan sejak tadi memperhatikan dengan khawatir.

"Mau ku antar?", tanya hyun jin menawarkan diri.

"anio... kalian duluan saja ke kantinnya, nanti aku menyusul", Renjun dan Hyun Jin mengangguk pelan sementara haechan justru pergi keluar mengikuti jaemin.

"Nana", Jaemin yang mendengar namanya dipanggil sontak menghentikan langkahnya dan mencoba tersenyum kecil kearah haechan. "Kau sepertinya tidak senang bertemu denganku lagi", tebak haechan karena jaemin sama sekali tidak bicara dengannya dan hanya tersenyum kecil.

"Bukan seperti itu... aku....", Jaemin meremat kedua tangannya dan dia mulai merasa gugup. Entah kenapa setiap kali berusaha mengingat masa lalunya, jaemin selalu takut. Entah apa yang membuatnya takut dan lagi keluarganya seolah tidak ingin jaemin mengingat masa lalunya. Mereka selalu bilang jika jaemin tidak perlu berusaha keras, jaemin hanya perlu menjalani kehidupannya yang sekarang dengan bahagia.

"aku tidak bisa mengingatmu", kata jaemin dengan wajah penuh penyesalan. Haechan ternengun, dia yakin jika jaemin mungkin sejak tadi berusaha mengingatnya.

"Ah... kenapa kau berlebihan sekali. Tidak apa-apa. Kita sudah 6 tahun lebih tidak bertemu, jadi wajar jika kau melupakanku. Kita juga hanya hmm... mungkin 2 minggu belajar bersama?", haechan sendiri kurang yakin berapa lama mereka belajar bersama tapi dia sangat mengingat nana karena sosok nana yang pemalu dan dia ingat nana punya banyak bekas luka ditubuhnya.

"Jinja?, apa kita dulu tidak bersekolah ditempat yang sama?, hanya tempat les?", tebak jaemin. Dia menjadi lebih antusias untuk mengetahui masa lalunya.

"benar, kita kebetulan belajar di pusat pembelajaran yang sama", Jaemin seketika tersenyum senang mendengarnya.

"Jadi apa kau dari daegu?", tanya jaemin ragu-ragu.

"Sebenarnya aku berasal dari jeju tapi sejak kecil sudah tinggal di daegu dan sekarang harus pindah ke seoul", jaemin menganggukan kepalanya mengerti. "Ah... kau tadi mau ke ruang kesehatan kan?, ayo aku antar", kata haechan menawarkan.

"ah aniya... aku hanya sebentar, kau pergi saja duluan. Cari saja renjun dan hyun jin, nanti aku menyusul",

"Benar tidak apa-apa?", jaemin tersenyum lalu mengangguk mantap. Haechan ikut mengangguk lalu berlalu meninggalkan jaemin sendirian.

***

Jaemin senang karena dia bisa bertemu dengan teman lamanya lagi. Meskipun dia tidak bisa mengingat apapun tapi dia sendiri sudah merasa sangat dekat dengan haechan. Mereka bisa sangat cepat nyaman bahkan haechan bisa cepat menyesuaikan dengan renjun dan hyun jin juga.

Jaemin senang tapi entah kenapa dia mulai merasa tidak nyaman saat haechan berbicara dengan min jeong. Mereka memang hanya berbicara tapi dia bisa melihat jika min jeong tersenyum malu-malu bahkan tertawa kecil saat haechan bercanda.

Eyes On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang