Thirty - Three

668 110 22
                                    

**** Eyes On You ****

"Jaemin tidak ikut pelajaran lagi?" bisik Ji Min di sela-sela pembelajaran. Sebagai Im Jaemin tentunya Jaemin lebih memilih belajar di ruangan khususnya ketimbang belajar di kelas.

"Hmm, dia punya agenda lain" kata Min Jeong masih sibuk mengerjakan soal-soal metematika.

"Kau suda pasti tahu siapa Jaemin yang sebenarnya" bisik Ji Min lagi.

"Aku pacarnya tentu aku lebih tahu siapa dia, sebaiknya kau tidak mencari tahu lebih banyak. Kebiasaan menggosipmu harus dikurangi" Ji Min mendengus sebal mendengar omelan Min Jeong.

"Mengetahui hal-hal paling rahasia itu sebuah kebanggaan tahu"

"Kau cocok jadi detektif kalau begitu"

"Sayangnya Ibuku ingin aku meneruskan bisnis cake nya" adu Ji Min dengan wajah kurang senang. Dia memang bermimpi menjadi detektif tapi tidak mendapatkan dukungan dari orang tuanya.

"Tapi ... Apa Jaemin mulai mengurus Sekolah? Rasanya terlalu aneh jika dia lebih sering punya urusan dengan Kepala Sekolah akhir-akhir ini, dan bukankah dia bukan lagi pewari-"

"Sssttt" Min Jeong dengan cepat memberikan tanda agar Ji Min diam. "Jangan pernah mengatakan apapun tentang hal itu. Itu terlalu sensitive" Ji Min menggulum bibirnya. Min Jeong menjadi sangat galak hanya karena Jaemin.

"Maaf" gumam Ji Min lalu memilih memfokuskan diri untuk belajar juga. Sebentar lagi adalah bulan Nopember dan mereka harus bersiap untuk mengikuti ujian perguruan tinggi.

**** Eyes On You ****

Sebuah kotak makanan berhasil mengalihkan atensi Jaemin yang tengah sibuk belajar di ruangan khususnya.

"Kau?" Jaemin tentu saja terkejut karena Min Jeong bisa masuk ke dalam ruangannya. Sementara dia sudah berpesan pada Changmin agar tidak membiarkan siapapun masuk tanpa ijinnya.

"Kau harus makan, ini sudah jam makan siang" kata Min Jeong santai lalu duduk di kursi yang sebenarnya di khususkan untuk guru.

"Siapa yang mengijinkanmu masuk? Keluar!" titah Jaemin masih dengan suara tenang namun tatapannya menjadi sangat dingin.

"Tidak ada. Aku masuk karena aku ingin memastikan pacarku makan dan juga baik-baik saja"

"Aku bukan pacarmu"

"Kau tidak ingat apa yang aku katakana tadi pagi?" mendengar pertanyaan Min Jeong justru membuat Jaemin teringat dengan ciuman mereka.

"Aku ini Im Jaemin, tolong jangan membuat masalah denganku" pinta Jaemin dengan nada tenang lalu kembali berkutat dengan pelajarannya.

"Kau dan Jung Jaemin adalah satu orang. Kalian bukan orang yang berbeda. Kenyataannya, Jung Jaemin saat ini sadar hanya saja kepribadiannya sebagai Im Jaemin yang mengambil alih. Kalian masih berbagi ingatan. Jung Jaemin adalah pacarku dan itu berarti kau juga" Jaemin menghela nafas pelan lalu berniat untuk keluar dari ruangannya,

"Akhir pekan ini, kita akan double date dengan Ji Min dan Jeno. Aku mohon bantuannya" pinta Min Jeong sebelum tangan Jaemin meraih gagang pintu.

"hmm" jawab Jaemin seadanya.

"Tolong jangan terlalu keras pada dirimu. Kau bisa menjadi pewaris tapi bukan berarti kau tidak bisa bahagia. Manusia diciptakan sebagai makhluk social, jadi jangan pernah berpikir untuk selalu sendirian bahkan memendam semua masalahmu sendirian. Kau masih punya aku" Min Jeong memeluk tubuh Jaemin dari belakang dan mencium punggungnya.

"Aku mencintaimu" Min Jeong tersenyum kecil lalu mendahului Jaemin untuk pergi dari ruangan itu. Jaemin hanya bisa diam terpaku. Min Jeong benar-benar berusaha meluluhkan hatinya seperti apa yang dia janjikan saat mereka pergi ke Namsan Tower.

Eyes On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang