Twenty - Four

759 113 11
                                    

**** Eyes On You ****

Jaemin tersenyum kecil sambil sesekali menghapus air mata Min Jeong. Tangisan Min Jeong sudah mulai mereda dan hanya ada isakan kecil sesekali.

Jaemin membawa Min Jeong untuk duduk di salah satu sudut pinggiran sungai Han. Menikmati pemandangan malam sungai Han yang bisa memberikan ketenangan untuk mereka berdua yang memiliki masalah masing-masing.

Min Jeong sudah menceritakan semuanya pada Jaemin dan Jaemin hanya diam mendengarkan. Dia merasa tidak asing dengan perasaan yang dimiliki Min Jeong kali ini. Jaemin semakin yakin jika kesimpulannya benar. Bahwa kelahirannya disembunyikan oleh sang ibu karena ibunya sedang hamil saat bercerai dengan ayahnya.

"Kau sudah makan?", Min Jeong menggeleng pelan. Makanan mereka belum datang saat Min Jeong pergi jadi Min Jeong belum sempat makan malam.

"Kita makan ya?, kau ingin makan apa?", Min Jeong menghapus sisa air mata terakhirnya.

"Terserah kau saja", ucapnya pasrah.

"Berhenti menangis ya sayang?, kita makan dulu ya", Min Jeong mengangguk mengiyakan nasehat Jaemin. Jaemin bangkit dari duduknya lalu menarik Min Jeong bersamanya. Jaemin mengajak Min Jeong berkeliling untuk mencari makanan enak untuk makan malam mereka.

-

Setelah membeli makanan, Jaemin mengajak Min Jeong untuk pergi ke studio tempat mereka biasanya latihan. Disana ada satu sofa yang ukurannya cukup besar jadi Jaemin pikir itu cukup sebagai tempat tidur Jaemin dan Min Jeong.

Mereka makan malam dengan sangat hening, lalu berbaring bersama setelah jam menunjukkan pukul 12 malam.

*cr to the owner

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*cr to the owner.

"Apa menurutmu Ayah dan Ibuku sedang menangis sekarang?", Min Jeong membenahi posisi kepalanya agar lengan Jaemin yang berada dibawah kepalanya tidak terlalu berat.

"Tentu saja, mereka pasti menyesal dan khawatir", tangan Jaemin yang lain dengan setia mengusap lembut wajah Min Jeong. "Tapi aku sudah mengirimkan pesan pada Ibu tadi. Jadi mereka bisa lebih tenang sekarang", Min Jeong menghela nafas pelan lalu menelusupkan kepalanya di ceruk leher Jaemin dan memeluk tubuh Jaemin sangat erat. Rasanya sangat nyaman dan menenangkan. Entah sejak kapan Min Jeong merasa begitu nyaman bersama dengan Jaemin. Dia merasa hanya Jaemin yang bisa membuatnya nyaman dan aman.

"Jaemin-ah"

"hmm"

"Mianhae. Maaf karena aku selalu memperlakukanmu dengan buruk. Aku tidak seharusnya marah seperti itu saat semua yang kau lakukan adalah untuk membelaku dan memberikan keadilan untukku. Kau selalu mengutamakanku dan memberikan cinta untukku tapi aku – aku selalu menuduhmu dan berteriak padamu", sesal Min Jeong dengan suara yang bergetar.

"Kau ingat apa yang aku katakan padamu?, Aku tidak peduli bagaimana kau memperlakukanku, bahkan jika perasaanmu hanya perasaan kasihan, aku tidak apa-apa. Aku mencintaimu dan itu sudah cukup. Aku hanya ingin kau menjadi milikku dan jangan tinggalkan aku, itu saja sudah cukup",

Eyes On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang