Thirtieth

698 115 11
                                    

**** Eyes On You ****

Sesuai dengan permintaan Min Jeong, Baekhyun dan Taeyeon kini tengah berada di salah satu Resturant mahal di dekat pantai. Baekhyun sengaja memilih tempat ini karena dia tahu apa yang disukai oleh Taeyeon.

"Kau menyukainya?" Taeyeon hanya mengangguk pelan tanpa ada niat menjawab dengan suara.

"Sekarang kita hanya berdua dan aku akan mendengarkan apapun yang ingin kau katakan," Baekhyun tersenyum kecil lalu meraih salah satu tangan Taeyeon untuk digenggam dan bahkan menciumnya lembut.

Untuk sesaat Taeyeon hanya memperhatikan apa yang dilakukan Baekhyun lalu terdiam untuk meyakinkan dirinya sendiri. Cukup lama Taeyeon diam bahkan hingga pesanan mereka datang. Mereka akhirnya makan terlebih dahulu dan Baekhyun tetap berbicara sesekali agar suasana diantara mereka tidak semakin canggung.

"Kau alergi udang dan Min Jeong juga sama, iya kan?" Taeyeon lagi-lagi mengangguk.

"Sepertinya kita memang tidak terlalu sering membicarakan hal-hal yang Min Jeong sukai atau tidak" pikir Baekhyun.

"Min Jeong suka makan apa saja, dia bukan anak yang pemilih. Sedari kecil dia terbiasa hidup mandiri. Dia juga bisa memasak sejak kecil karena aku harus bekerja." Baekhyun menelan makanannya dan meletakan garpu dan sendoknya untuk mendengarkan ucapan Taeyeon.

"Aku ... Sebenarnya aku tidak pernah benar-benar membencimu. Aku sadar bahwa kesulitan yang aku lalui karena pilihanku sendiri. Aku yang memilih berkorban untuk masa depanmu. Aku rela dibuang oleh keluargaku, mengorbankan mimpiku untuk melahirkan dan membesarkan Min Jeong sendirian. Tapi aku tidak bisa berbohong bahwa kadang-kadang aku menyesali keputusanku. Kenapa aku harus mempertahankan Min Jeong dan menderita sendirian sementara kau bisa meraih mimpimu dan hidup berkecukupan diluar sana? Aku seharusnya bisa egois dan mengugurkan Min Jeong saja. Aku bisa meraih mimpiku meskipun keluargaku tetap tidak akan menerimaku kembali. Aku bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, bersenang-senang dengan teman-temanku dan bahkan bertemu dengan laki-laki yang bisa memberikan cinta dan kehidupan yang lebih baik padaku,"

"Lalu kenapa kau tidak melakukan itu?" tanya Baekhyun masih dengan wajah tenang. Dia tidak ingin ada emosi saat mereka berbicara seperti ini. Cukup sulit membuat Taeyeon bicara dan Baekhyun tidak ingin merusak suasana.

"Karena aku melihat mata berbinar Min Jeong. Min Jeong kecil akan sangat bahagia hanya dengan satu es krim. Dia tidak menangis saat aku meninggalkannya di penitipan anak. Dia juga tidak menangis meskipun tidak makan setengah hari karena aku lupa memasak. Aku tersadar bahwa seharusnya aku bersyukur karena memiliki Min Jeong. Tuhan memberikan aku seorang anak yang sangat mandiri dan tidak pernah merepotkan." Taeyeon meraih gelas minumannya lalu menengaknya sedikit.

"Sejak saat itu aku menjadi focus pada Min Jeong, aku jadi tidak tertarik pada laki-laki dan perlahan melupakan harapanku bahwa kau akan kembali. Aku pikir kau akan kembali 4 atau 5 tahun tapi ternyata kau tidak kunjung kembali. Tanpa sadar aku kecewa, aku terlalu berharap hingga melukai perasaanku sendiri. Hal itu membuatku sadar bahwa aku tidak memerlukanmu untuk membesarkan Min Jeong, Aku bisa sendiri. Aku bisa menjadi Ayah dan Ibu untuk Min Jeong. Karena itu sulit bagiku menerima kehadiranmu lagi. Aku sudah terbiasa sendiri, sudah terbiasa mandiri dan kuat. Aku tidak bisa lagi menjadi wanita lain yang menggantungkan sebagian dirinya pada laki-laki. Aku sulit melakukannya."

Baekhyun menundukkan kepalanya, ada air mata yang ingin mendesak keluar tapi Baekhyun mencoba menahannya sekuat tenaga.

"Maafkan aku dan terima kasih sudah jujur padaku" Baekhyun tersenyum kecil lalu kembali melanjutkan kegiatan makannya. Taeyeon terdiam, dia tidak bisa membaca apa yang Baekhyun pikirkan. Kenapa Baekhyun tidak mengatakan apapun lagi? Kenapa reaksi Baekhyun hanya seperti itu? Apa ada yang salah dengan ucapan Taeyeon? Kenapa Baekhyun bersikap biasa saja?

Eyes On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang