Seventh

864 113 3
                                    

**** Eyes On You ****

10 menit lagi adalah waktu yang dijanjikan oleh seseorang yang mengaku sebagai anak buah yoona. Taeyeon bahkan sudah ada di lokasi yang diminta sejak 10 menit yang lalu. Taeyeon benar-benar gugup dan tentu saja dia takut. Meskipun taeyeon tahu yoona adalah sosok yang sangat baik dan rendah hati tapi mengingat apa yang pernah menimpa putranya bukan tidak mungkin yoona berubah menjadi lebih tidak bersahabat karena harus mencurigai siapapun yang mendekati putranya.

10 menit taeyeon lalui dengan menghela nafas entah keberapa puluh kalinya. Kakinya bergetar dan kedua matanya tidak henti-henti menatap ponsel. Takut-takut jika tiba-tiba pertemuan mereka dibatalkan.

Klek

Taeyeon spontan menoleh saat pintu ruangan VVIP di restaurant itu dibuka. Taeyeon menelan ludahnya dengan susah payah dan berdiri untuk menyambut seseorang yang akan dia temui hari ini. Setelah 5 tahun menghilang dari public, taeyeon akhirnya melihat sosok Yoona lagi. Sosok yang begitu cantik bahkan diusianya yang saat ini sudah tidak muda lagi.

"Kau datang terlalu cepat taeyeon ssi", sapa yoona langsung duduk tepat dihadapan taeyeon. Taeyeon spontan membungkukkan badannya memberi hormat.

"Tidak nyonya... bukan masalah bagi saya", Taeyeon kembali duduk dan dengan gugup membenahi penampilannya.

"Kau pasti terkejut mendapatkan telfon yang mengatakan aku ingin bertemu",

"Ah ne... saya sudah lama tidak mendengar kabar anda jadi... ya...ini sangat mengejutkan", jawab taeyeon dengan menundukkan kepalanya.

"Aku tidak semenyeramkan itu kan sampai kau menundukkan kepalamu?"

"ne?", yoona tertawa pelan lalu memberikan kode agar taeyeon menikmati hidangan teh dan juga berbagai kue manis didepannya.

"Ah ne ghamsahamnida", taeyeon dengan ragu ikut menikmati teh yang ada dihadapannya.

"Jadi Kim Min Jeong adalah putrimu?", taeyeon menelan ludahnya pelan lalu meletakan cangkir tehnya kembali.

"Ne... saya minta maaf jika putri saya membuat masalah. Saya sungguh tidak tahu jika temannya yang bernama jaemin adalah putra anda. Saya pastikan putri saya akan menjauhi putra anda", taeyeon membungkukkan badannya. Dia berharap yoona tidak melakukan sesuatu yang buruk pada putrinya hanya agar putrinya menjauhi jaemin.

"Aku tidak pernah berkata bahwa aku ingin putrimu menjauhi putraku", taeyeon tentu saja terkejut dengan ucapan yoona, apalagi saat ini yoona sedang tersenyum padanya. "Dari apa yang diceritakan putraku, bisa aku simpulkan jika putraku yang tergila-gila pada putrimu... sepertinya putrimu tidak terlalu tertarik dengan putraku", taeyeon tersenyum kaku mendengar penuturan yoona.

"Kau tentu tahu apa yang terjadi pada keluargaku terutama jaemin. Jaemin tidak mengingat masa lalunya dan kami selalu berusaha agar jaemin tidak mengingatnya. Kami juga berusaha memberikan kehidupan normal pada jaemin dan mengabulkan apapun yang dia inginkan. Dia sudah hidup menderita sejak lahir jadi kami ingin jaemin mendapatkan kebebasannya", Yoona memainkan cangkirnya sebentar lalu menatap taeyeon lagi.

"Biarkan mereka pacaran.. jika memang jodoh, apapun yang kita lakukan untuk memisahkan mereka hanya akan percuma. Tapi jika memang tidak jodoh, mereka pasti akan berpisah dengan sendirinya", Taeyeon mengangguk ragu, masih terkejut dengan permintaan yoona yang sangat jauh dari bayangannya.

"Aku ingin bertemu denganmu hanya untuk memintamu membantuku menjaga putraku. Putraku termasuk nekad, dia pasti akan berkunjung kerumahmu. Ketika itu terjadi tolong perlakukan putraku seperti kau memperlakukan anak lainnya. Berpura-puralah tidak mengenal putraku, tapi ada beberapa hal yang harus kau tahu untuk berjaga-jaga", Yoona menyerahkan secarik kertas kepada taeyeon yang berisi makanan, minuman atau hal-hal apa saja yang tidak boleh diberikan kepada jaemin.

Eyes On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang