Dia Faliq Rayyan || 34

15.4K 866 127
                                    

Kehidupan baru di Kedah membuatkan hati Mia sedikit tenang . Hilang segala hal yang menyerabutkan fikirannya selama ini .  Tetapi dalam ketenangan pasti ada kerinduan . Rindu yang tidak dapat diungkap , sama ada melalui hati atau lisan .

Hati sering menyebut nama lelaki itu . Memang dia rindu tetapi apakan daya , si dia sudah dimiliki orang . Dia pergi demi kebahagian si dia . Tanpa disedari , air mata mula bertakung di tubir mata . 

Tangan dibawa ke perut lalu diusap perlahan - lahan . Mata memandang perutnya yang semakin membesar itu . Terasa ada tendangan kecil dari dalam .

Sepenggal senyuman terukir di bibir . Air mata yang bertakung mula mencurah keluar .

" Rindu daddy , ya sayang ? Ibu pun rindukan daddy " sayu Mia merungkap perasaannya . Tangan menyekat air mata yang mengalir .

" Tapi daddy dah tak perlukan kita dalam hidup dia . Daddy dah ada keluarga baru . Keluarga yang mampu berikan dia kebahagiaan . Kita cuma menyusahkan hidup dia sayang " 

" Hoii jiran sebelah ! " ada suara yang mencelah . 

Mia toleh memandang ke sebelah kanan . Ada seorang lelaki berpakaian singlet hitam , seluar pendek paras bawah lutut dan berselipar jamban yang sedang menjemur kain .

Mia berkerut dahi lalu dia ketawa kecil memandang lelaki itu . Dah pukul 6 petang ni , takkan baru nak jemur kain ?

" Yaa orang sebelah ! kenapa ? " Mia pula bersuara . 

" Menangis ka ? " tanya lelaki bernama Usayd itu . Tangan masih pantas menyangkut kain pada ampaian.

" Taklah ! mata berpeluh je  " dalihnya . Tangan mencapai segelas air kosong yang berada di atas meja batu itu . Diminum sehingga separuh gelas .

"  hmm ya la tu "

Usai sahaja menjemur kain , Usayd terus menapak ke rumah Mia .  . Tiba sahaja di situ , dia terus melabuhkan punggung di hadapan Mia . Senyuman manis dihadiahkan kepada gadis itu . 

Dia menatap wajah Mia . Masih tersisa air mata di pipinya .

" Tunggu jap saya pergi buat air " lantas Mia bangun dari duduk . Adab tetamu datang rumahkan .

Baru beberapa langkah Mia berjalan , tiba - tiba lengan tangannya yang berlapik dengan baju itu disambar oleh Usayd . Lelaki itu menggeleng lalu tangannya diturunkan .

" Alahh tunggu jap , saya pergi buat air untuk awak " 

Usayd menggeleng lagi . " Tak payah , rumah aku sebelah tu ja . Duduk " 

Mia akur lalu dia duduk semula.

" Kenapa hang nangis Mia ? " soalan itu sentiasa bermain di dalam kotak fikirannya . Sejak beberapa bulan dia mengenali Mia , dia sering melihat wanita itu menangis . Entah kenapa 

Mia diam membisu .

" Hang ada mengidam apa - apa ka ? Kalau ada habaq kat aku . Aku boleh pi beli "

Mia menggeleng lalu dia senyum segaris 

" Tak ada apa - apa lah . Saya okey je . Biasalah teremosi sikit " Mia menafikannya . Padahal dalam hatinya tiada siapa yang tahu .

" Hang beritahu aku betul - betul Mia " nada semakin tegas .

Mia angguk . Sekuntum senyuman terukir di bibir supaya kelihatan ceria di hadapan Usayd .

Usayd selalu mengambil berat tentang dirinya . Sejak Mia pindah di sini , Usayd lah yang akan membantunya jika dia memerlukan pertolongan . Dia amat terhutang budi terhadap lelaki itu .

" Mia " setelah seketika mendiam , Usayd mula bersuara .

" Ya "

" Aku tanya something kat hang . Boleh dak ? " 

Dahi Mia berkerut . Nak tanya soalan pun nak mintak izin dulu 

" Tanya je "

" Er.... suami hang mana ? Tak pernah nampak pun dia mai sini . Dia kerja ka apa ? " soal Usayd . Teragak - agak dia mahu menanyakan soalan itu . Bukan mahu menyibuk hal rumah tangga orang , tapi hanya untuk kepastian .

Untuk beberapa saat , hatinya dihanyut dalam kebisuan . Tidak tahu mahu membalas apa tentang soalan Usayd . 

Mia menundukkan kepala seraya air mata mula mengalir .

Usayd mula cemas . Tiba - tiba sahaja Mia menangis . Mungkin sebab soalan yang ditanyakan itu.

" Saya rindu dia , Usayd " bergetar hebat suara Mia . 

" Kalau hang rindu dia , suruh je lah dia mai sini . "

Mia menggeleng . " Saya dah beritahu dia yang saya takkan jumpa dan muncul depan dia lagi . Dan saya tak nak rasa sayang masih ada dekat dia "

Kening tebalnya berkerut . Dia tidak paham apa yang Mia maksudkan .

" A-aku tak paham . Apa maksud hang ? " 

Mia menarik nafas dalam . Lalu dihembuskan . 

" Dia ....dia kahwin lain " 

Usayd agak tergamam ketika itu . Mulutnya ibarat terkunci . Perasaan simpati mula hadir dalam hatinya . Suami kahwin lain masa isteri sedang mengandung .Tidak dapat disangkakan hal itu . Sungguh kuat hati Mia menimpuhi dugaan ini .

" Er.... hampa cerai ka ? " Usayd seperti mahu menampar mulut sendiri . Kenapa soalan tu yang keluar dari mulutnya !

" Tak " hanya sepatah Mia menjawab

" Habistu dia tau dak pasal hang tengah mengandung sekarang ni ? "

Mia mengangkat bahu . Tanda tidak tahu . Kalau Faliq jumpa sampul surat dalam almari bajunya , kemungkinan Faliq dapat tahu .

Usayd mengeluh kecil .

" Hang kena beritahu dia . Dia berhak tahu pasal ni . Sebab ni anak dia "

" Kalau saya beritahu dia pun , dia nak terima baby ni ? "

" Mesti dia terima . anak dia kan "

" Saya tak rasa macam tu  , Usayd . Dia berbeza. Dia tak macam orang lain . D-dia ke-kejam " agak tersekat - sekat Mia bersuara .

" Bagi alamat dia dekat aku " ujar Usayd tiba - tiba .

Dahi Mia berkerut " nak buat apa ? "

" Aku nak pi jumpa dia " suara Usayd seperti sedang menahan kemarahan .

" Tak perlu Usayd . Biarlah dia bahagia dengan isteri baru dia " Mia terima dengan hati terbuka apa yang terjadi di antara dia dan Faliq . Biarlah lelaki itu bahagia dengan perempuan yang dia cintai .

" Hang boleh dak jangan terlalu baik sangat . Kalau boleh pertahankan lah rumah tangga hampa . Demi anak hang dengan dia nanti . Yang perempuan tu lantak pi kat dia lah . "

Mia masih lagi diam terkaku di situ .

" Aku tau hang masih sayangkan dia kan ? "

ya saya masih sayangkan dia . Dia hanya mampu membalas dalam hati . Lantas Mia bangkit , gelas kosong di ambil . " Saya masuk dulu . Dah nak maghrib ni . Assalamualaikum" lalu Mia berjalan masuk ke dalam rumah meninggalkan Usayd yang masih duduk di kerusi batu itu .

" waalaikumsalam " balasnya

" Kenapa hang baik sangat Mia . Sanggup tengok kebahagiaan hang dirampas dengan perempuan lain " gumamnya sendiri .  Kemudian Usayd juga bangun pulang ke rumahnya .

To be continued

Team Faliq ?

Team Faiq ?

Team Usayd ?

Dia Faliq Rayyan √Where stories live. Discover now