Dia Faliq Rayyan || 41

15.7K 1K 80
                                    

" Happy birthday anak Ayah ! " ucap Encik Malik seraya tersenyum lebar . Ciuman hangat dihadiahkan di kedua - dua pipi anak tunggalnya itu  .

" Thank you Ayah " Mia terus memeluk ayahnya . 

Encik Malik memandang wajah Mia . " Sorry Mia ...ayah tak ada sediakan hadiah apa - apa untuk Mia " 

" It's okay . Janji ayah ada dengan Mia " ujar Mia seraya tersenyum .Dia tidak perlukan hadiah atau apa - apa . Cukup Encik Malik sentiasa berada di sisinya sudah mampu membahagiakannya . Tidak lama kemudian , pelukan dileraikan .

Encik Malik melepas nafas berat . Seperti ada sesuatu yang dia rindukan . 

" Kenapa ayah ? " soal Mia berbaur kerisauan . Berkerut sedikit keningnya .

" Tak ada apa lah . Ayah cuma rindukan ibu dan nenek " Encik Malik senyum paksa . Padahal dia sedang menahan rasa sebak yang melanda hatinya .  

Mia hanya tersenyum . Dia juga rindukan arwah ibu dan neneknya .

" Ayah nak keluar kejap . Mia ada nak pesan apa - apa ? " Encik Malik cuba mengubah suasana sedih itu . 

" Mia nak aiskrim "

" Haih nak makan aiskrim pula " dihujung katanya Encik Malik ketawa kecil . Saja bergurau .

" Ya lah . Nanti kalau masa pantang tak boleh makan aiskrim " sekarang Mia hanya menghitung hari untuk melahirkan malaikat - malaikat kecilnya .

" Baiklah Tuan Puteri . Kunci pintu tau . Kalau ada apa - apa , panggil Usayd " pesan Encik Malik sebelum dia melangkah keluar dari rumah .

Baru sahaja Mia mahu masuk ke dalam biliknya untuk berehat . Tiba - tiba pintu rumah diketuk . Suara Encik Malik kedengaran dari luar .

Selak pintu dibuka lalu dedaun pintu ditolak oleh Encik Malik . 

" Nah Mia . Tadi ada posmen hantar " satu kotak kecil berwarna merah dan satu sampul surat dihulurkan kepada Mia . 

" Siapa yang bagi ? " tanya Mia kepada Encik Malik yang sedang berdiri di hadapan pintu .

" Dekat sampul tu tak ada nama pengirim ke ? " soal Encik Malik pula .

Mia menggeleng . " Tak ada , ayah " 

Dahi Encik Malik sedikit berkerut . Tiba - tiba dia berasa tidak sedap hati . Pasti ada sesuatu yang tidak kena .

" Mia ...ayah keluar dulu . Assalamualaikum " ucap Encik Malik lalu bergegas ke arah kereta . 

Pintu ditutup dan dikunci . Mia mengatur langkah ke arah sofa di ruang tamu . Dia melabuhkan punggung . Kotak kecil berwarna merah dan sampul surat diletakkan di atas meja kopi . Mata hanya memandang objek itu . Hatinya langsung tidak terdetik untuk melihat apa yang berada di dalam kotak dan juga sampul itu .

Mia mengeluh lalu kotak berwarna merah itu diambil . Dibelek - belek luaran kotak itu.

" Buka je lah " tanpa melengahkan masa , Mia terus membuka kotak kecil itu . 

Jantungnya bagaikan terhenti seketika . Tangan yang memegang kotak kecil itu terus lemah . Automatik kotak kecil merah itu jatuh ke lantai . 

Mia diam membisu . Mulut ibarat terkunci . Tiba - tiba air mata mula bergenang di tubir mata . 

Mia bongkok ke bawah sedikit . Walaupun sukar baginya , dia tetap mencuba . Kotak itu diambil . Tangannya menggigil disaat kotak merah itu berada di dalam genggamannya . Objek yang terdapat di dalam kotak itu diambil lalu diletakkan di atas telapak tangan .

" Ci-cincin " gagap terus Mia ketika itu . Tangannya masih bergetar hebat . 

" Cincin kahwin kita " bergetar suara Mia menahan tangisan .

Dia Faliq Rayyan √Where stories live. Discover now