Disclaimer:
Cerita ini mengandung banyak hal-hal yang bertolak belakang dengan norma dan aturan moral masyarakat umum. Ini sekali lagi hanya karya fiksi, mungkin pola pikir yang menyimpang (LGBT, Freesex, kekerasan verbal/unverbal, dll) akan lebih m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Srekk!
Barisan foto baru saja di jejerkan di atas meja. Wajah cantik dengan berbagai jenis mode yang pernah di pakainya.
"Kau mengenalnya?" Lelaki paruh baya yang menghisap gulungan nikotin bertanya dengan suara angkuhnya di balik meja kuasanya.
Jaehyun tertegun, lamat-lamat di pandangnya wajah campuran Asia dan Eropa itu. Seperti tak asing, tapi Jaehyun juga tak mengenalinya. Ia pun lantas menggeleng sopan. "Tidak tuan, sepertinya saya pernah melihatnya tapi saya tidak bisa mengenalinya."
Tiba-tiba pria tua itu tertawa, bertepuk tangan sebentar sebelum mengambil salah satu lembaran foto itu.
"Dia Lalisa Moana Kwon. Putriku yang ku asingkan selama belasan tahun."
Kembali Jaehyun menatap visual cantik yang di tunjukkan Jiyong.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dia supermodel. Orang-orang lebih mengenalnya dengan nama Lalisa Moana. Ya, si bodoh itu sudah membuang nama keluarganya." Bangku itu tergeser sedikit. Jiyong tampak bangkit dari kursinya. "Ada sesuatu yang tak lumrah pada otaknya. Itu yang menjadi alasan kenapa aku sampai mengasingkannya."
Lelaki paruh baya itu baru membuang ampas nikotin itu kedalam tempat sampah. Sebelum kemudian kembali bertumpu pada meja seraya menatap Jaehyun yang terduduk di depan mejanya.
"Misi ini bernilai mahal, kalau kau bisa membawanya pulang tanpa paksaan." Selembar kertas berlogo bank baru saja terlempar di atas meja. "Seratus juta dollar!"
Seketika mata Jaehyun membulat lebar. Bahkan angka itu belum pernah di lihatnya sama sekali. Gaji selama 10 tahun dari Aliansinya pun tak bisa menandingi besar angka yang baru saja di sebutkan Kwon Jiyong.
"Aku membelimu karena ku pikir kau berbakat!"
"Pfffttttt!"
"Ada yang lucu?" Tanya Jiyong, tepat setelah ia mendengar suara tawa Jaehyun yang tertahan.
