Disclaimer:
Cerita ini mengandung banyak hal-hal yang bertolak belakang dengan norma dan aturan moral masyarakat umum. Ini sekali lagi hanya karya fiksi, mungkin pola pikir yang menyimpang (LGBT, Freesex, kekerasan verbal/unverbal, dll) akan lebih m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sibakkan tirai kamar tak ayal membuat Lisa mengerling. Jendela kamarnya memang memiliki sensor otomatis yang bila terkena sinar matahari pagi akan langsung membuka tirai panjang yang tergantung di sana. Ia meregang sesaat, menggerakkan seluruh sendinya sebelum bangun dan menggapai ponsel di ujung nakas.
Tidak ada apapun, kecuali notifikasi pesan dari agensi dan beberapa nomor petinggi brand yang entah sudah berapa ratus kali merayunya demi kencan satu malam. Mendadak wajah itu muram, lalu menatap figura kecil di atas nakas.
"Dasar rubah nakal! Sudah berapa lama kau mengabaikanku? Aku akan—"
"NONA LISA~~~" Gema suara Jaehyun mendadak membuat monolog pagi Lisa berantakan. Hampir saja dirinya lupa kalau sejak semalam sudah ada berandal gila yang mengemis—meminta pekerjaan darinya hingga berujung tinggal bersamanya. "AYO SARAPAN~~~"
Tak berminat mengeluarkan sebait kalimat pun, Lisa lantas turun dan keluar dari kamarnya. Tanpa mencuci wajah apalagi menyikat gigi lebih dulu. Hey! Wajah bantal itu yang tercantik menurutnya. Ingat! Menurutnya.
Tidak ada anak tangga dari lantai atas. Lisa hanya memiliki lift singkat yang menghubungkannya dengan lantai dasar. Sengaja untuk lebih menjaga privasinya pada hal-hal tertentu. Bahkan lift itu juga memiliki sensor yang hanya bisa mendeteksi suara Lisa dan suara satu orang terdekatnya. Ketika Lisa berkata naik/turun maka lift itu akan terbuka dan bekerja sesuai instruksi yang ia sebutkan.
Lisa keluar perlahan, ia kemudian berjalan menuju meja makan di dekat jendela. Terlihat Jaehyun yang tengah mengeluarkan roti lapis dari oven. Lisa menatap pria itu heran, tepat ketika mengetahui isian roti itu telur dan lelehan keju yang di beri sedikit nori.
"Ini sarapanmu, nona Lisa. Duduklah! Habiskan ini sebelum kau memulai aktivitas!" Ucap Jaehyun yang baru saja meletakkan sepiring sandwich di atas meja makan. Lisa lantas menarik kursinya. Sebenarnya ia penasaran dengan sesuatu, tapi entah kenapa bibirnya terlalu malas bergerak untuk sekedar bertanya pada Jaehyun.
"Dan ini jus delima-mu, nona!"
Kali ini Lisa menutup matanya perlahan. Ia lantas merapikan rambutnya dan menggulung rapi menjadi sebuah cepolan. "Apa kau sasaeng?"
"Aku?" Jaehyun mendelik tak percaya dengan tuduhan Lisa. Ia bahkan belum berhenti menudingkan telunjuk ke dirinya sendiri. "Memangnya aku sekosong itu?"
Lisa tak menyahut. Di tatapnya lamat-lamat roti itu. Agak curiga, tapi Lisa tetap mengambil pisau dan garpu lalu mengambil potongan setengah porsi dari roti itu. "Makan ini!" Titahnya, yang mengarahkan potongan itu pada Jaehyun yang berdiri di seberang mejanya.