30apr2022;Saturday
.
.
____________________________________
Detak jam masih bekerja sesuai perintah. Sudah beberapa detik kedua orang dewasa di atas ranjang itu saling memagut tanpa sebuah alasan khusus. Tapi perlahan perasaan canggung kian menyusup di antara suara decapan indah itu. Lisa kemudian tersadar dan segera menyudahi adegan sensual mereka. Jaehyun yang masih menikmatinya seakan tak rela wajah cantik itu menjauhinya. Rautnya berubah menyendu. Bahkan dagunya refleks mendekat kala Lisa berusaha memundurkan diri darinya.
"Kenapa?"
Lisa semakin terlihat canggung, jemarinya tak sengaja bertaut dan kemudian membuatnya tersadar tentang cincin yang tersemat di jari manisnya. Seketika sesuatu pun seperti menggema di dalam ruang ingatan wanita itu.
"Apa kau keberatan jika aku melamarmu sekarang?"
"Melamar?"
"Ya."
"Apa itu tidak terlalu cepat? Maksudku, bahkan kita saja belum memulai pendekatan."
"Kau tau pekerjaanku menuntut banyak hal, aku mungkin tidak bisa menemuimu lebih lama nantinya. Tentu karena keterbatasan waktu. Meskipun begitu, aku janji akan selalu berusaha memberimu kabar dan mengosongkan waktu untuk mengunjungimu setiap harinya. Sekalipun waktunya cuma cukup untuk saling bertatap muka saja! Setelah pertunangan ini, kita akan memulai hubungan yang sesungguhnya! Maaf, kalau pola pikirku tidak seperti pria kebanyakan, tapi bukankah sama saja mau bertunangan dulu, atau berpacaran dulu, toh! Ujungnya nanti kita tetap akan bertujuan untuk menikah juga, kan? Jadi, bagaimana? Apa kau mau bertunangan denganku?"
Lisa memejam sepintas. Tiba-tiba dadanya terasa bergemuruh. Seharusnya ia tidak perlu membalikkan tubuhnya tadi. Apalagi sampai berkata soal pelukan yang tidak benar itu!
Bukankah beberapa bulan yang lalu ia bertekad ingin membalaskan rasa sakit hatinya pada Jaehyun?
Lalu kenapa sekarang malah bertingkah seolah ia memberikan kesempatan kembali pada pria itu?
"Jae, pergilah!" Ucapnya tegas, ia kemudian membalikkan tubuhnya kembali membelakangi Jaehyun. Matanya terbuka sempurna, menatap hamparan pemandangan malam kota Itaewon yang sarat akan kemewahan.
"Tidak mau!"
Lisa harusnya ingat, kalau Jaehyun adalah orang yang melakukan segala sesuatu selalu sesukanya. Tuli. Tidak mau tau soal bagaimana orang lain menilainya. Dan itu juga yang dulunya menarik hati Lisa hingga berakhir menggilai Jaehyun.
"Pergi Jae!"
"Tidak, Lisa!"
"Atau—" Kalimatnya kembali tercekat, Lisa membelalak lebar dan kemudian berusaha melepaskan tangan kekar yang tiba-tiba nekat menelusup masuk mengusap pahanya hingga berakhir meremas bagian intim miliknya . "JUNG JAE—Mmphhhht!"
KAMU SEDANG MEMBACA
L FOR J ? ✔
FanfictionDisclaimer: Cerita ini mengandung banyak hal-hal yang bertolak belakang dengan norma dan aturan moral masyarakat umum. Ini sekali lagi hanya karya fiksi, mungkin pola pikir yang menyimpang (LGBT, Freesex, kekerasan verbal/unverbal, dll) akan lebih m...