09mei2022;monday
.
.
_______________________________________
Tiga sosok pria kini tengah duduk serius di sebuah ruangan yang berada di unit apartemen Jaehyun. Ruang sejuk yang bahkan sangat jauh berbeda dengan gudang pengap yang menjadi tempat dirinya mengurung Jiseong beberapa saat yang lalu.Yuta menatap bergantian dua pria berwajah sama itu. Agaknya keberadaan dirinya seperti sesuatu yang asing di tengah-tengah mereka. Lelaki itu pun hendak bangkit, sebelum akhirnya Jaehyun mendudukkannya kembali.
Jiseong yang melihat ketidaknyamanan putranya pun mulai berusaha menegak dari posisinya yang menyandar pada sofa.
"Apa yang ingin kau dengar?"
Jaehyun menarik napas perlahan, mengalihkan perhatiannya kepada figura dinding lalu kembali menatap mata Jiseong.
"Semuanya!"
"Sejak kau lahir?"
"Terserah!"
Rasa perih yang di terima Jiseong pun perlahan-lahan mulai menghilang. Sudah 28 tahun, atau bahkan sejak Jaehyun lahir tak sekalipun ia pernah menatap matanya sedekat ini. Tak apa jika putranya itu berbicara dengan nada tak suka. Biarlah, itu hanya soal kesalahpahaman saja.
"Saat itu usiaku masih sepertimu. Aku di bebankan sesuatu yang tak ku suka. Semua orang terlihat tersenyum saat jabatan itu di pindah tangankan padaku. Mereka bertepuk tangan, menyelamatiku dengan wajah berbinar. Hingga kemudian aku tau, tak semua dari senyum itu benar-benar tulus."
Jiseong membuang napas sesaat. "Orang-orang mulai mencibir di belakangku. Mereka mulai menyusun segala hal untuk membuatku jatuh dan meninggalkan posisi itu. Dari pemalsuan berkas, pencarian investor palsu, hingga penggelapan dana yang di atasnamakan namaku. Awalnya aku ingin abai, dan langsung meninggalkan posisi itu. Tapi kemudian, aku teringat dengan sesuatu..."
Yuta dan Jaehyun masih sama fokusnya. Melihat Jiseong yang seolah di tarik oleh bayangan masa lalunya. "Tiba-tiba wajah ayahku yang tersenyum melihat para buruh pabrik mulai kembali muncul di ingatanku. Hari itu..."
.
.
_________________________________
"Kau lihat Jiseong-ah? Karena kerja keras merekalah kau bisa hidup dengan nyaman dan menjadi seseorang yang kau mau seperti sekarang."
Jiseong muda saat itu hanya diam dan merespon biasa pada ucapan ayahnya.
"Mereka memberikanmu seluruh tenaganya. Kau bersekolah, tinggal di tempat yang nyaman, menjadi mahasiswa kedokteran seperti sekarang semua karena keringat mereka. Aiguu... Kau harus banyak berterimakasih pada orang-orang itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
L FOR J ? ✔
FanfictionDisclaimer: Cerita ini mengandung banyak hal-hal yang bertolak belakang dengan norma dan aturan moral masyarakat umum. Ini sekali lagi hanya karya fiksi, mungkin pola pikir yang menyimpang (LGBT, Freesex, kekerasan verbal/unverbal, dll) akan lebih m...