Disclaimer:
Cerita ini mengandung banyak hal-hal yang bertolak belakang dengan norma dan aturan moral masyarakat umum. Ini sekali lagi hanya karya fiksi, mungkin pola pikir yang menyimpang (LGBT, Freesex, kekerasan verbal/unverbal, dll) akan lebih m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari-hari berlalu seperti biasanya. Segalanya berjalan sesuai jadwal yang sudah di atur pihak manajemen. Hanya ada sedikit perbedaan kecil. Kini Lisa jadi agak menjaga jarak dari Jaehyun. Tepat setelah kejadian malam itu. Malu. Atau mungkin masih belum siap saja di tanya lebih jauh tentang kenapa ia bersikap seperti itu. Entahlah... Sudah di bilang, anggap saja Lisa sedang lupa diri!
"Ini sarapan—" Jaehyun tertegun. Lagi-lagi Lisa mengabaikan sapaan paginya, tepat ketika ia menyodorkan satu nampan berisi menu sarapan untuk wanita itu. Ini sudah hari ke 4. Tunggu! Kenapa sekarang malah wanita itu yang menjauhinya? Seharusnya tidak begitu!
Perlahan Jaehyun mengikuti langkah Lisa yang berjalan ke arah lift sambil membawa nampan sarapannya dengan terburu-buru. Pintu lift sudah terbuka, hanya tinggal menunggu Lisa memasukkan salah sebelah kakinya. Tapi itu sebelum Jaehyun yang dengan tiba-tiba datang dan berdiri di hadapan wanita cantik itu. "Apa aku punya salah? Benar? Apa ini soal malam itu? Kenapa kau jadi menghindariku?"
Detak jantung, desiran darah, alur pernafasan. Entahlah, ketiganya mendadak mulai tak normal. Wajah tampan itu terlalu dekat. Aroma wangi rambutnya lagi-lagi mengingatkan Lisa pada sesuatu yang membasahi bibirnya malam itu. Ia seketika menunduk. Tak ingin menunjukkan wajah tersipunya.
Tidak boleh jatuh cinta pada pria lagi!
Kalimat itu terus di ingatnya. Jangan sampai ia goyah dan semakin benar menyukai asistennya.
"Minggirlah! Aku ingin cepat, lalu mandi dan segera pergi ke agensi."
Harusnya kalimat itu bisa menggeser posisi berdiri Jaehyun sekarang. Harusnya, kan?
Tapi bukannya bergeser, lelaki itu malah semakin merapat setelah sebelumnya merebut nampan sarapan majikannya. "Katakan dulu, atau aku harus melakukannya lagi agar kau—"
"Aku hanya malas melihatmu terlalu lama. Sudah?"
Telak. Bahkan Jaehyun sampai tak bisa mengeluarkan satu kalimat lagi, setelahnya tatapan datar itu mengakhiri argumentasi mereka pagi itu. Lisa sudah berlalu bersama naiknya pias balok itu menuju kamarnya. Sementara Jaehyun masih berdiri di depan sana dengan sekelumit wajah kesal. "Sial!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.