11mei2022;wednesday
Gaes, please bgt! Ini ngoreksinya dah ratusan kali ampe enek. Tolong kerja samanya dari kalian! Cuma vote sama komen loh aelah! Susah bener. Dari 200 yang baca yakin cuma mentok di 50 vote? Pelit bgt sih! Gimana orang mau semangat cobak? Kaya pas lagi ngoreksi begini kadang ke inget sama total vote yang ngejomplang parah sama jumlah mata, asli langsung males sendiri. Kek apasih gitu! Kerja tapi sia-sia:)
.
.
__________________________________
Sesosok pria masih setia menunggu di sisi ranjang sebuah kamar hotel. Yakin tak yakin ia masih tetap menunggu kedatangan seseorang yang baru beberapa jam lalu ia temui. Matanya kini melirik pada arloji yang melingkari tangan kirinya. Hampir memasuki tengah malam. Hanya beberapa menit lagi sebelum seluruh angka itu kembali pada 4 nominal yang sama, yakni 00:00.Jaehyun pun membuang napas kasar, mengusak rambutnya sepintas sebelum beralih pergi menuju kamar mandi. Ya, ia harus membersihkan diri, sebelum nanti ia memutuskan untuk kembali melajukan mobilnya menuju unit apartemennya.
Lisa tak akan datang. Itu isi otaknya sekarang. Lagi pula, wanita bodoh mana yang mau kembali mengulangi kesalahan yang sama dengan kembali menemui sosok pria yang sudah banyak membohonginya?
Dan Lisa juga bukan seseorang yang bodoh. Terlebih ia sangat mudah mengalami trauma. Tentu kedatangannya adalah sesuatu yang mustahil untuk di harapkan. Kecuali, jika perasaannya pada Jaehyun masih tersisa setidaknya setengah dari ruang yang ada di hatinya.
Zreesssss...
Rasa hangat pun kini mendominasi tubuh Jaehyun. Musim sudah kembali pada cuaca minus dengan kumpulan salju putih yang mengepung seluruh permukaan kota. Sudah setahun rupanya. Sejak pertemuan mereka di persimpangan jalan malam itu.
Wanita yang awalnya tak membuatnya tertarik sama sekali. Yang jauh dari kata lembut dan hangat. Tidak taunya kini malah menjadi sesosok wanita yang berulang kali hampir membuatnya bertemu dengan kematian.
Atau mungkin memilikinya kembali adalah sesuatu yang sama halnya dengan ia menukar nyawanya sendiri pada takdir?
Begitukah?
Mata Jaehyun sejak tadi memang terpejam, menikmati setiap guyuran air hangat shower dengan penuh penghayatan. Hingga kemudian dua iris legam itu kembali terbuka. Sesuatu baru saja mengganggu pendengarannya. Tadinya ia akan langsung berbalik, tapi sesuatu itu kemudian kembali membuatnya memilih untuk menundukkan kepala. Melihat sepasang tangan yang sudah bertaut di sekitar perutnya.
"Apa aku terlambat?"
Suara manis itu. Baiklah, ini bukan halusinasi kan?
Jaehyun pun segera melepaskan rengkuhan tangan itu dan langsung membalikkan tubuhnya pada seseorang yang baru saja berbicara di balik punggungnya. Senyumnya pun lantas mengembang sempurna. Melihat wajah cantik yang kini tengah menatapnya tepat ke bola mata. Meskipun tak di hiasi senyuman cantiknya, tapi kedatangannya saja sudah lebih dari cukup untuk membuat Jaehyun bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
L FOR J ? ✔
FanficDisclaimer: Cerita ini mengandung banyak hal-hal yang bertolak belakang dengan norma dan aturan moral masyarakat umum. Ini sekali lagi hanya karya fiksi, mungkin pola pikir yang menyimpang (LGBT, Freesex, kekerasan verbal/unverbal, dll) akan lebih m...