04mei2022;wednesday.
.
_____________________________________
Distrik Sha Tin, Hongkong.Dunia terlalu memusingkan akhir-akhir ini. Dari masalah keluarga, pertemanan, lingkungan kerja, hingga masalah asmara. Jaehyun merasa keseluruhan aspek itu tengah membuatnya menghabiskan banyak waktu untuk berdiam diri.
Tadinya pria itu ingin abai, dan menjalani segala sesuatu sebagaimana mestinya, tanpa pusing memikirkan hal-hal lain seperti saat dirinya belum berurusan dengan putri kandung Kwon Jiyong itu. Tapi saat kembali melihat sosok cantik yang sebegitu inginnya menikah dengan Taeyong itu, mendadak Jaehyun jadi kembali kehilangan jati dirinya.
Ia mulai merasakan sedih, sakit hati, sampai tahap di mana sulit merelakan sesuatu yang paling membuatnya bahagia untuk orang lain. Bahkan kegilaannya mendadak redup. Ia seperti ingin kembali kepada kata julukannya itu. Pria gila.
Ya, satu hari saja. Ia teringin lupa dengan Lisa. Hanya satu hari.
Jaehyun membuang napas. Memejamkan kelopaknya perlahan, lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju rumah susun yang terletak di salah satu barisan gedung tinggi di sana. Matanya kemudian menangkap sosok pria berumur yang berdiri di sebuah bangku panjang, di pinggir jalan.
"Dǎrǎo yīxià, nǐ zhīdào zhège dìzhǐ ma?"
(Permisi, apakah anda mengetahui alamat ini?)
Kakek tua yang tengah di ajak berbicara pun agak menyipit, berusaha membaca tulisan yang tertera di kertas yang di tunjukkan Jaehyun.
"Ó, zhège, wǒ xiǎng wǒ zhīdào."
(Oh, sepertinya aku tau alamat ini)
Setelah mendapat arahan yang cukup mudah di pahami dari penduduk lokal, Jaehyun pun bergegas menyusuri anak tangga sebuah gedung perumahan, demi mencari salah satu alamat rumah yang di tulis Lucas di dalam catatan itu.
Sampailah dia pada rumah yang berhiaskan pernak-pernik khas Natal di luar pintu utamanya. Jaehyun mengerling, seingatnya ini sudah terlewat beberapa bulan dari perayaan hari besar itu. Aneh sekali memakai benda-benda seperti itu di hari normal seperti sekarang.
Mengabaikan pikiran itu sejenak, Jaehyun pun perlahan mengetuk pintu rumah itu.
"Shéi zài nà'er?"
(Siapa disana?)
Mendengar pertanyaan yang menguar dari dalam sana, mendadak rasa gugup pun mulai menjamah ke seluruh bagian tubuh Jaehyun. Apa juga yang harus ia keluarkan sebagai jawaban?
Ia pun menggigit bibir bawahnya sepintas. Yakin tak yakin ia mulai memikirkan kalimatnya.
"Wǒ, ń.. Wǒ shì zhèngzàixuàn."
KAMU SEDANG MEMBACA
L FOR J ? ✔
FanficDisclaimer: Cerita ini mengandung banyak hal-hal yang bertolak belakang dengan norma dan aturan moral masyarakat umum. Ini sekali lagi hanya karya fiksi, mungkin pola pikir yang menyimpang (LGBT, Freesex, kekerasan verbal/unverbal, dll) akan lebih m...