Disclaimer:
Cerita ini mengandung banyak hal-hal yang bertolak belakang dengan norma dan aturan moral masyarakat umum. Ini sekali lagi hanya karya fiksi, mungkin pola pikir yang menyimpang (LGBT, Freesex, kekerasan verbal/unverbal, dll) akan lebih m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mobil abu berjenis sport itu melaju dengan sangat brutal. Jaehyun menyetir hanya dengan menggunakan tangan kanannya, sementara tangan yang lain sibuk menyokong dahinya yang terasa begitu berat. Terkadang ia memukuli stir kemudi. Melampiaskan kekesalan sebegitunya, hanya karena tak bisa melakukan apa-apa saat orang lain menghakiminya.
Membunuh?
Entahlah...
Rasanya terlalu sulit melakukan itu di hadapan seseorang yang sangat di cintainya. Ia tak ingin lagi terlihat brutal, apalagi menggila seperti malam dimana ia menghabisi para pemuda di gang sempit saat mengantarkan Lisa pulang.
Untuk Lisa, ia sangat teringin menunjukkan sisi sejatinya saja sebagai laki-laki. Ya, hanya di hadapan wanita itu.
Kini mobil itu berhenti tepat di parkiran bawah tanah gedung apartemen. Jaehyun sendiri langsung bergegas memasuki unit apartemennya demi menjalankan sesuatu yang penting selain melampiaskan emosinya dengan tak beraturan.
Tujuan utamanya tentu kamar tempatnya menyimpan segala hal penting termasuk segala jenis alat beladiri miliknya. Satu kain katun putih berukuran tiga meter pun ia ambil dari dalam lemari. Karena terlalu berisik, Yuta sampai ikut terbangun dari tidurnya yang terhitung baru beberapa menit.
Matanya terbelalak. Apalagi melihat Jaehyun yang sibuk membalutkan katun itu pada seluruh perutnya.
"Kau... Kenapa tiba-tiba menggunakan Sarashi?"
*(kain katun tradisional khas jepang)
Yuta masih belum mendapatkan jawaban apa-apa. Tapi sekalipun begitu, ia tau benar kalau ada sesuatu yang sedang tidak beres pada lelaki itu. Penggunaan kain itu bahkan bukan hal lazim di era sekarang. Pasalnya bagi pria yang mengerti ilmu beladiri dan menjadi samurai, kain itu adalah salah satu hal penting untuk bagian pertahanan. Konon laki-laki yang memakai itu akan sulit di tusuk atau di lukai.
"Jaehyun, katakan padaku! Sebenarnya ada apa?"
"Bantu aku sekarang! Ku mohon!"
Yuta tampak bingung. Ia yang masih setengah sadar pun mulai turun dari ranjang. "Apa? Aku harus melakukan apa?"
"Aku harus menculik seseorang. Malam ini. Tolong bantu aku mencari tau identitasnya tanpa bertanya lebih panjang lagi. Aku tak punya banyak waktu untuk menjelaskan. Tapi aku pasti akan tetap menceritakannya jika semua misi ini sudah berjalan minimal 50% dari rencana yang sudah ku persiapkan."
