Disclaimer:
Cerita ini mengandung banyak hal-hal yang bertolak belakang dengan norma dan aturan moral masyarakat umum. Ini sekali lagi hanya karya fiksi, mungkin pola pikir yang menyimpang (LGBT, Freesex, kekerasan verbal/unverbal, dll) akan lebih m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebenarnya yang tersulit itu bukan membuat mereka yang menjahati wanita itu hancur. Tapi lebih kepada membuat sosok cantik itu mempercayainya. Itu terlalu sulit, karena dirinya sudah merasa ditipu oleh Jaehyun sejak awal. Lisa sudah terlanjur salah paham.
Gemuruh air pun mulai hilang. Perlahan-lahan tubuh itu mulai mengapung di tengah-tengah ketenangan arus sungai Han. Matanya terpejam, ia pikir segalanya sudah menemui titik akhir kehidupannya.
"Sial!"
Nyatanya tidak!
Tubuhnya hanya tenggelam sebentar, dan mengapung beberapa menit kemudian. Ya, bahkan alam pun menolak keinginannya untuk mati.
Jaehyun kembali membuka kelopak matanya, ia bahkan bisa melihat bagaimana cantiknya senja sore yang bersembunyi di antara gumpalan awan tebal petang itu.
"Sudah mati belum?"
Suara seseorang perlahan membuatnya terkejut. Cukup memekakkan telinga di antara berisiknya hiruk-pikuk di sana. Tampak sosok pria tinggi yang akhir-akhir ini sukses membuatnya depresi.
"Bagaimana? Apa kau sudah berhasil menemui malaikat maut?".
Jaehyun memejamkan mata sesaat, berpikir tenang. Sebenarnya, kalau di pikir-pikir lagi, Sekarang cuma Lucas yang bisa ia percaya.
"Belikan aku semangkuk ramen, aku kehilangan dompet dan ponselku."
"Ck, dasar idiot! Cepatlah naik!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lisa bagaimana?" Jaehyun berujar sambil mengaduk kumpulan mie di dalam kuah panas mangkuk ramennya.
Lucas tak langsung menjawab, tentu karena mulutnya masih sibuk mengunyah. Ia menelan perlahan makanannya, lalu menatap Jaehyun frustasi.
"Bagaimana apanya? Tentu saja sedang berduaan dengan pria itu di kamar tadi. Kau pikir apalagi? Auggghhh, aku menyesal sudah membantu idiot sepertimu. Tadinya aku merencanakan itu, agar Lisa membatalkan niatnya yang ingin bermalam dengan Taeyong."
