Disclaimer:
Cerita ini mengandung banyak hal-hal yang bertolak belakang dengan norma dan aturan moral masyarakat umum. Ini sekali lagi hanya karya fiksi, mungkin pola pikir yang menyimpang (LGBT, Freesex, kekerasan verbal/unverbal, dll) akan lebih m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam pun berganti, kini Lisa dan Jaehyun tengah duduk berhadapan di meja makan. Tak ada pembicaraan. Sejak kejadian kemarin Lisa malah benar tak ingin berbicara dengannya. Jaehyun bingung, apa gadis itu benar-benar ingin mengakhiri hubungan mereka?
"Lisa?"
Tak ada respon. Wanita yang di tanya hanya tunduk dan fokus pada makanannya. Tidak boleh seperti ini, ini sudah terlanjur jauh, jangan sampai semua proses itu hancur sia-sia. Otak Jaehyun pun mulai bergemuruh sendiri.
"Katakan, siapa yang menyuruhmu?"
Jaehyun tertegun. Sekalinya Lisa membuka mulut, kenapa harus kalimat yang mengejutkan seperti itu? Tapi sebisanya ia tak boleh terlihat panik. "Maksudmu?"
"Kau, ku pikir-pikir sekarang segalanya jadi cukup aneh."
"Aneh bagaimana?"
Kali ini Lisa berujar dengan tatapan mata yang sudah terfokus kepada Jaehyun. Ia meletakkan sendoknya. Meminum beberapa teguk airnya, lalu bertopang dagu seolah menyelidik sorot mata Jaehyun. "Managerku meninggal di malam itu, di malam saat kau tiba-tiba muncul entah dari mana, mengemis pekerjaan dan juga tempat tinggal, seakan tau kalau saat itu aku sedang membutuhkan pengganti managerku yang baru di bunuh. Dan satu lagi... Kau juga sengaja kan membuatku menyukaimu?"
Semua kalimat itu menohok. Benar. Dan ya, memang itu fakta yang sedang di jalankan Jaehyun. Tapi soal perasaan, itu tidak bisa di kaitkan lagi dengan susunan rencana itu. Karena sekarang Jaehyun sendiri juga benar-benar menyukai Lisa.
"Ku pikir semua itu terlalu rapi untuk di sebut kebetulan."
Jaehyun kini ikut meletakkan sendoknya. "Kau ini bicara apa sih?"
"Kau juga tiba-tiba tau semua makanan yang ku suka, yang tidak ku suka, kau tau segala hal tentangku, yang sebenarnya tak semua hal itu bisa kau temukan dengan mudah di internet. Jangan berbohong dengan itu! Karena aku tak pernah melakukan wawancara apapun sebelumnya." Lisa membuang napas, lalu beranjak bangun dari posisinya. "Dan yang paling aneh dari semuanya, kau... Juga tau, tentang... sesuatu yang tersembunyi di balik kamarku!"
Tatapan mata itu terasa menusuk penglihatan. Melukai pikiran Jaehyun untuk beberapa saat, sampai kemudian lelaki itu ikut beranjak bangun dari posisinya.
"Kau berkhayal apa Lalisa? Apa kau seperti ini karena lebih memilih pacar wanitamu itu? Eoh?"
Lisa tak menyahut. Jaehyun pun jadi menatapnya kesal, dengan hembusan napas yang terdengar luar biasa jengah.
