05mar2022;saturday
.
.
_________________________________________
Suara tawa itu terus menguar, meskipun daerah aneh tadi sudah mereka tinggalkan. Jaehyun yang masih menyetir kebut-kebutan sesekali merapikan keadaannya. Dari rambut, baju, hingga bagian celana yang terlihat lumayan tak beraturan. Lisa yang melihat itu tanpa sadar jadi tersenyum samar. Meski tidak jelas dan tidak sempat tertangkap oleh manik legam itu. Ia mengingat betul bagaimana gilanya Jaehyun yang mengeksekusi seluruh pria itu dengan tangan kosongnya. Lelaki itu acap kali menidurkan tubuhnya di aspal guna menarik paksa lawan-lawannya untuk bertarung di bawah. Itu mungkin sebagian dari keahliannya. Yang lebih gilanya lagi, ia pasti selalu menandai setiap rival yang sudah KO dengan menelanjangi seluruh celana yang mereka pakai.
"Kau lihatkan? Ah, gila! Rasanya terlalu menyenangkan!"
Tak ada sahutan, Lisa hanya menyandarkan kepalanya pada kaca mobil lalu membuang pandangan ke arah lain. Tidak di sangkanya ia akan bertemu orang gila seperti Jaehyun.
"Jadi bagaimana?"
Pertanyaan dari Jaehyun pun berhasil membuat Lisa kembali teralih pada kaca persegi itu. Masih dengan bayangan Jaehyun yang tersenyum lebar dengan beberapa luka lebam di wajahnya. Di tambah juga dengan luka bekas cakaran tangan.
Agak aneh memang!
Padahal seingat Lisa—tidak ada satu pun wanita yang bergabung dalam pertarungan tadi.
"Lis—ah... Maksudku nona Lisa. Jadi bagaimana kesepakatannya?"
"Bagaimana soal polisi?" Bukannya menjawab, gadis itu malah balik memberikan pertanyaan pada Jaehyun.
Jaehyun terkekeh. "Kau mengkhawatirkan polisi karena kejadian tadi?"
Lagi-lagi Lisa di buat bingung dengan wajah bahagia itu. Jaehyun memang laki-laki super aneh. Apa dirinya lupa? Kalau tangannya baru saja memukul telak banyak orang bahkan nyaris menghabisi nyawa mereka?
"Tenang, sekali pun ada CCTV, mereka tidak akan bisa menangkapku. Kau tidak tau kan? Pamanku itu seorang petinggi hukum."
"Benarkah?"
"Hahahha, tentu saja tidak!"
Tatapan cantik itu kembali datar. Ah ayolah! Jaehyun itu tak senormal yang terlihat. Bahkan mungkin wajah dan kepribadiannya tak sejalan. Ia pun langsung mengalihkan pandangannya kembali ke arah jalanan. Keadaan benar-benar sunyi, tak ada satu pun mobil yang melintas. Agaknya beruntung juga ia bertemu dengan pria gila ini. Kalau tidak, mungkin sampai besok pagi ia masih harus terus berdiri di persimpangan jalan tadi tanpa tau kejahatan apa yang mungkin akan menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
L FOR J ? ✔
FanfictionDisclaimer: Cerita ini mengandung banyak hal-hal yang bertolak belakang dengan norma dan aturan moral masyarakat umum. Ini sekali lagi hanya karya fiksi, mungkin pola pikir yang menyimpang (LGBT, Freesex, kekerasan verbal/unverbal, dll) akan lebih m...